BTPB Apresiasi Program Revitalisasi Kemenparekraf RI


BTPB Apresiasi Program Revitalisasi Kemenparekraf RI

Direktur Eksekutif BTPB Perlihatkan Jam Kebanggaan Warga Batam
BATAM I KEJORANEWS.COM :Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sebagai pintu gerbang Indonesia, khususnya kota Batam, sudah seharusnya mendapat atensi lebih dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI). Hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Batam Tourism and Promotion Board (BTPB), Edi Sutrisno. Senin, (04/01/2021) 
 
"Adanya revitalisasi destinasi parawisata, sebenarnya wujud dari perhatian besar Kemenparekraf RI. Ini sudah patut di apresiasi, dan pada tahun ini di kuartal pertama, bantuan revitalisasi tadi bisa lebih di insentifkan lagi," terangnya di Museum Batam Raja Ali Haji, Dataran Engku Putri Batam Centre - Batam.
 
BTPB Apresiasi Program Revitalisasi Kemenparekraf RI
Museum Batam Raja Ali Haji
Bantuan revitalisasi, menurut informasi yang di terimanya dari Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata (Kadisbudpar) Batam, diutamakan untuk membentuk Museum Batam. Karena, biarpun sudah soft launching, museum dirasa belum sempurna. Sejak beberapa tahun belakang sangat membutuhkan sekali revitalisasi terutama untuk kontennya, sementara bangunan sudah lama ada, dan cukup dilakukan perbaikan-perbaikan.
 
"Revatilasi ini, saya pikir untuk memperkaya isi atau konten museum, jadi koleksi museum banyak lagi. Selama ini kan pelan-pelan. Dengan adanya masukan dana itu, sebuah terobosan besar. Harapan pada kuartal pertama bisa mengisi museum dengan benda sejarah/timeline history jadi orang datang ke Museum Batam bisa lebih komprehensif," terangnya.
 
BTPB Apresiasi Program Revitalisasi Kemenparekraf RI
Edi Sutrisno Perlihatkan Benda Masa Jaman Dulu
Untuk itu, lanjutnya lagi saat ini Disbudpar Batam dan tim museum tengah gencar mencari, mendata benda bersejarah yang ada di Batam. Mulai dari peralatan rumah tangga, alat musik, alat tangkap nelayan, senjata, keris tombak, hingga benda-benda dari sisi kehidupan yang mewakili di masa lalu era Belanda, Jepang, untuk melengkapi konten museum.
 
"Sekarang baru terdapat Meriam Mini dari warga di Kecamatan Belakang Padang, Baju Dinas Walikota Madya Batam RA Azis dari keluarga, Jam di simpang jam/Laluan Madani. Kita juga berharap pada warga yang punya perdaban/tamadun kota Batam apapun itu bentuknya bisa di sumbangkan ke Museum Batam," harapnya.
 
Dari pantuan pewarta, menurut data kunjungan yang tertera di Museum Batam, terdapat sekitar 72 kunjungan, dan yang perdana Wisatawan dari kota Jambi, berikutnya kota Jakarta, Kementrian Parawisata, Kementerian Pendidikan Pusat.
 
Sebelumnya Baca Juga:
 
Selain Museum Batam, menurut Direktur Eksekutif BTPB program revitalisasi dapat juga di prioritaskan untuk teman-teman yang memiliki destinasi berbasis masyarakat. Seperti yang letaknya dalam wilayah Kampung Tua Batam, mulai dari Makam Nong Isa, Wisata Bakau Pandang Tak Jemu, Pantai Mak Dare, Pantai Payung, semua ada di Batu Besar, Nongsa-Batam.
 
"Kita ada puluhan titik community based tourism yang berbasis di kota Batam, tinggal di distribusikan mana yang betul-betul untuk di rivitalisasi. Ini yang perlu uluran tangan, mulai dari sarana prasaran, MCK, ruang pertemuan, dan lainnya," ungkapnya.
 
Sementara, perhotelan dan resort amenities sudah mumpuni dan lengkap. Jadi, menurut hemat pihaknya yang perlu bantuan adalah community based tourism/konsep destinasi wisata yang mana masyarakat ikut andil.
 
Diakhir penyampaian,  Edi Sutrisno mengatakan bahwa selama masa pandemi, wisatawan nusantara/domestik dan negara jiran (Singapura, Malaysia, dll) berhati-hati, apalagi setelah Kemenkum HAM menerbitkan peraturan No.11 melarang wisatawan asing. Saat ini kujungan drop banget sampai sekarang, per-bulan biasanya rata-rata mencapai 150 ribu kunjungan, sekarang menurun drastis.
 
"Karena tidak diperkenankan orang asing datang pleasure ke Batam. Jadi, capaian sekarang di bawah 2000 kunjungan, ini kan berarti berdampak besar. Saya pikir perlu juga kunjungan wisatawan domestik, supaya ekonomi bergerak. Wisatawan lokal, antar kota dan provinsi bisa bangkit, jadi tidak bergantung dengan Warga Negara Asing (WNA)," ungkapnya.
 
Untuk itu, selain program revitalisasi. Pihaknya berharap Kemenparekraf RI bisa mendorong pelaksanaan event-event Meeting/Pertemuan, Incentive/Insentif, Conference/Konvensi, dan Exhibition/Pameran (MICE) digelar di Batam.
 
 
Andi Pratama

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama