Cari Receh hingga Larut Malam, Tokoh Masyarakat Batam: "Prihatin dan Silau"


Cari Receh hingga Larut Malam, Tokoh Masyarakat Batam: "Prihatin dan Silau"

Cari Receh hingga Larut Malam, Tokoh Masyarakat Batam: "Prihatin dan Silau"
Pengemis Dewasa dan Anak-anak

BATAM I KEJORANEWS.COM : Berjalan dalam larutnya malam, dengan menggunakan kostum kartun sambil menyandang peralatan musik, serta kantong plastik mencari/meminta receh (uang rupiah bernilai kecil) dengan mendatangi setiap pelanggan yang duduk melepas lelah, dan sedang menyantap hidangan para pedagang di pinggiran jalan.

Adanya kegiatan tersebut, salah satu Tokoh Masyarakat Sekupang, Marzukizan menyatakan prihatin dan silau melihat nasib masyarakat diera sekarang ini. Bagaimana dikatakan Indonesia itu sudah merdeka dan jaya, Kan jadinya ilustrasi saja, contoh rakyat masih mengemis untuk mencari sesuap nasi.

"Terdapat dimana-mana baik itu di persimpangan dan pinggiran jalan, zebra cross, lampu merah, belum lagi di setiap toko/kedai Sembako dan lainnya, hingga di setiap pelabuhan, seperti di pelabuhan Batam Centre, dan Harbour Bay, Batu Ampar - Batam," ungkapnya, sembari menegak minuman tradisional nusantara, dan bercengkrama bersama warga di Sekupang - Batam, (4/10).

"Seperti disini untuk mendapatkan minimal Rp 1000 - Rp 2000 mulai dari anak-anak hingga bapak dan ibu-ibu, menadahkan tangan meminta-minta. Yang berjualan jadi terganggu, hingga dapat membuat macet bagi pengguna jalan. Apalagi Batam, kota yang berbatasan langsung negara Singapura dan Malaysia, ini yang menjadi tontonan," terang pensiunan Polri.

Pengemis di Kota Batam
Lanjutnya, apa artinya ada anggaran setiap tahun di Pemerintah Kota, bahkan bantuan CRS dari perusahaan, apalagi program  bantuan Pemerintah (BLT, dan lainnya), tapi tidak menyentuh warga yang benar sangat membutuhkan.

"Harus tepat sasaran, jangan yang mempunyai handphone 2, 3 unit jadi penerima. Harusnya ada tindakan berupa pengecekan melihat keadaan penerima. Dan mestinya merekalah (pengemis) yang terpenting harus dibantu, jangan dibawa ke Barelang, itukan hutan disana dan jauh. Seperti di buang, sementara inikan manusia. Intinya jangan jadi pembiaran dan meresahkan masyarakat, hingga menjadi gangguan Kamtibmas," katanya.

Lanjutnya lagi, dalam suatu permasalahan itu harus ada ketegasan, pertama ada aturan untuk mencegahnya, dan Tupoksinya harus amanah dan mengetahui. Kalau didaerah Muspida dan kota Muspika duduklah bersama, dengan kehadiran mereka untuk dapat edukasi, dibina mulai dari tempat Balai Pelatihan Kerja, hingga pencerahan dan pemahaman sesuai kepercayaan agamanya masing-masing.

Intansi terkait, dalam masalah sosial. Kemenag, Dinsos hingga Kemensos, apakah ini tidak ada solusinya. apa artinya dibikin aturan kalau tidak ada tindakan. "kepada bapak/ibu yang terhormat sesuai dengan fungsinya bersatulah mencegah hal-hal yang akan menjadi negatif, duduk bersama berembuk solusi apa yang harus dilakukan," tutup Mantan Wakasat Intelkam Polresta Barelang - Polda Kepri.

Editor:
Andi Pratama

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama