Ribuan Warga di Kelurahan Muara Fajar Mengalami Krisis Air Bersih


Ribuan Warga di Kelurahan Muara Fajar Mengalami Krisis Air Bersih

PEKANBARU I KEJORANEWS.COM : Ribuan warga Kelurahan Muara Fajar, Kecamatan Rumbai kini kembali mengalami krisis air bersih. Pasalnya bantuan tanki air bersih dan sumur bor dari Pemerintah Pekanbaru, yang telah diberikan kepada warga setempat, sejak 3 bulan lalu usai diresmikan sudah tidak berfungsi lagi. 

 
Menurut sejumlah Ketua RT dan Ketua RW, Senin (25/4/16), mereka sudah melaporkan hal ini ke Kelurahan dan Kecamatan bahkan Pemko Pekanbaru. Namun upaya tersebut sia-sia karena hingga saat ini tidak juga ada realisasinya. 

Warga menilai Pemerintah tak mau peduli dengan kelangsungan hidup masayarakatnya, terutama yang ada di wilayah pinggiran kota. Akibatnya saat ini warga di kawasan Kelurahan Muara Fajar, Rumbai, mengalami kriris air bersih.

"Sebelumnya kami juga sudah coba buat sumur bor. Tapi air tak juga ditemukan. Padahal pengeboran sudah dilakukan sedalam 70 meter sampai 100 meter ke dalam tanah.  Akhirnya untuk mendapatkan air, kami terpaksa membeli atau menampung air hujan sampai saat ini," kata Nasir, salah seorang warga Rw 04, Muara Fajar.

Dia mengatakan, tiga bulan lalu ada puluhan tanki air bersih berikut dengan sumur bornya bantuan dari Pemerintah. Namun dikatakannya saat ini pompa air bersih itu rusak dan tak berpungsi lagi.

Nasir berharap Pemko Pekanbaru segera turun tangan, mengatasi krisis air bersih ini. Pasalnya, untuk mendapatkan air bersih, warga harus membeli dengan harga sekitar Rp25 ribu per tiga drum.

"Masalah air bersih ini bukan masalah baru di Muara Fajar, sudah puluhan tahun masyarakat menderita karena kekurangan air bersih ini. Jangankan untuk kebutuhan sehari-hari, untuk mandi saja kami susah. Apalagi disaat musim kemarau," ungkapnya mengeluh.

Sementara itu, Lurah Muara Fajar, Anwar, saat dikonfirmasi menyebutkan, sulitnya air di kawasan ini disebabkan antara lain karena Tofografi daerah ini tinggi, ditambah dengan hamparan kebun sawit yang luas di kiri-kanan di sepanjang Jalan Yos Sudarso.

"Seperti yang kita ketahui, tanaman sawit sangat tinggi membutuhkan air, satu batang memerlukan sekitar 16 liter air per hari. Sementara hutan alam di kawasan ini sudah punah berganti dengan hamparan kebun sawit yang  menghijau," jelas Lurah

Sebelumnya, Camat Rumbai, Zulhelmi Arifin SSTP MSi, pernah mengungkapkan, bahwa pihaknya sudah membicarakan tentang air bersih ini dengan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru dan Satuan kerja (Satker) terkait. Selain itu, lanjut Camat. Ia juga sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Siak, dalam hal ini Kecamatan Minas untuk meminta penyaluran air bersih ke Kelurahan Muara Fajar.

"Kita sudah bicarakan hal ini dengan Wako dan Satker dari Pekansekawan. Dan kita juga sudah meminta bantuan dari Kecamatan Minas. Memang mereka sudah menanggapi, cuma pihak kecamatan Minas juga mempunyai satu permintaan, yakni menyambungkan/membuka jalur Bus Trans Metro Pekanbaru (TMP) dari Pekanbaru hingga ke Minas," ungkap camat yang akrab disapa Ami.

Walikota Pekanbaru, kata Ami, sepertinya sudah memberi sinyal positif terhadap kerjasama itu. Namun, untuk lebih lanjutnya, pihak Pemko Pekanbaru masih mencari cara bagaimana kerjsama itu bisa terlaksana.

"Siak juga termasuk Pekansikawan, jadi untuk itu mungkin tidak sulit. Tetapi, tentu kebijakanya tergantung Pemko Pekanbaru dan Satker terkait, seperti Dinas Perhubungan dan PD Pembangunan selaku yang mengelola Bus TMP tersebut," papar Ami.

Ami mengaku optimis kerjasama itu bisa terjalin. Dan ia juga berharap masalah air bersih ini bisa segera teratasi.

"Kita yakin ini bisa tercapai, karena pemerintah tentu tidak ingin melihat masyarakatnya terus menderita. Tetapi, semua itu kembali lagi keputusan kerjasama antara Pemko pekanbaru dan Kecamatan Minas. Kita berharap persoalan air bersih ini bisa segera teratasi," harapnya.

EJO

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama