Jumat Religius di Lapas Kelas IIB Pasuruan, WBP Jadi Khatib Sholat Jumat
PASURUAN| KEJORANEWS.COM: Nuansa religius menyentuh hati terasa kuat di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Kota Pasuruan, nampak saat pelaksanaan Sholat Jumat, berlangsung khusyuk.
Tak seperti biasa, kali ini khatib yang memimpin khutbah adalah salah satu Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) sendiri, yakni M. Hasan bin Ach. Fauzan, dari Blok Pesantren At-Taubah.
Humas Lapas Kelas IIB Pasuruan, Arief Satrio Utomo, menjelaskan bahwa setiap pekan, pelaksanaan Sholat Jumat memang rutin dilaksanakan dan biasanya menghadirkan khatib dari Kementerian Agama secara bergantian. Namun, Jumat ini terasa istimewa karena WBP turut dipercaya menjadi khatib.
“Kebetulan ada WBP dari blok Pesantren At-Taubah yang menjadi khatib pada hari ini,” ujar Arief.
Sholat Jumat diikuti oleh hampir seluruh WBP beragama Islam yang berjumlah sekitar 820 orang, ditambah para petugas lapas yang juga Muslim. Antusiasme tampak luar biasa, hingga area masjid penuh sesak.
“Mengingat tempat yang terbatas, suasana terasa full banget. Kita kalau Jumatan sampai ke teras masjid, bahkan selasar blok hunian juga full jamaah,” ungkap Arief.
Suasana spiritual di Lapas tak hanya dirasakan oleh umat Muslim. Lapas Kelas IIB Pasuruan juga menjamin kebebasan beragama bagi seluruh WBP, termasuk yang beragama non-Muslim. Secara rutin, mereka mendapatkan pelayanan ibadah 3 hingga 4 kali dalam sepekan.
“Untuk non-Muslim, dalam seminggu kita ibadah untuk WBP 3 sampai 4 kali. Jadi dalam sebulan sekitar 12 hingga 16 kali, dan dilayani oleh berbagai gereja yang ada di Jawa Timur,” jelas Arief.
Sekitar 17 WBP yang beragama non-Muslim pun turut merasakan pembinaan rohani secara konsisten dan terjadwal.
Kehadiran program pembinaan keagamaan ini menjadi bukti nyata komitmen Lapas Kelas IIB Pasuruan dalam membentuk insan yang lebih baik, bukan hanya secara hukum tetapi juga secara spiritual. Pembinaan rohani yang merata dan inklusif ini diharapkan mampu membekali para WBP dalam menata kembali kehidupan mereka di kemudian hari.
Semangat religi yang membumi, tempat ibadah yang selalu hidup oleh doa dan lantunan ayat-ayat suci, serta keterlibatan aktif para WBP menjadi bukti bahwa di balik jeruji besi, harapan dan taubat tetap tumbuh subur. ANS
Posting Komentar