KOTA BANJAR I KEJORANEWS.COM : Predikat kota Banjar Kota Adipura sudah tidak perlu
diragukan lagi, hal itu dibuktikan dengan raihan penghargaan Piala Adipura yang
sudah beberapa kali digondol. Banyak fakor yang mendukung Kota Banjar dalam
meraih piala Adipura, namun dibalik raihan penghargaan tersebut, ada jasa yang
terabaikan, gemerlap Uforia kemeriahan penghargaan tak sebanding dengan
kesejahteraan para petugas Kebersihan.
Petugas kebersihan Kota Banjar atau sering disebut
TKHL ( tenaga kerja harian lepas ) dibawah naungan Dinas Lingkungan Hidup Kota
Banjar adalah salah satu Faktor penentu Kota Banjar bisa meraih piala Adipura.
Sebanyak 300san lebih petugas kebersihan berjibaku setiap hari untuk selalu
menjaga kebersihan kota Banjar.
Sayangnya, penghasilan para petugas kebersihan tak
semegah Piala Adipura,Rata-rata petugas kebersihan hanya diberi Honor seadanya
dan nilainyapun dibawah UMK. Meski UMK Kota Banjar masih berada di angka terendah sejawa barat yakni
Rp 1.831.884,83,namun penghasilan yang mereka terima tak sebesar angka UMK,
bahkan kurang dari setengahnya.
AN perempuan paruh baya adalah salah satu petugas
kebersihan yang bekerja sebagai pasapon jalan ( penyapu jalan ). Dirinya mengaku
hanya menerima honor sebesar 700 ribuan, yang diterima tiap awal bulan.
“tiap awal bulan dapet bayaran 600 san”, Ungkapnya.
AN menuturkan, dirinya bekerja setiap hari untuk
memebersihkan jalan dari sampah yang berserakan.
“tiap hari kerja nyapu jalan, berangkatnya kadang jam
2 pagi , kadang juga jam 4 pagi, ya nyapu kokotor dijalan aja, kepinggirin
terus dikumpulin dan siangkut”, Cetusnya.
Menurut AN, honor yang diterima belum bisa memenuhi
kebutuhan sehari-hari, namun dirinya memilih tetap bertahan dengan kondisi
seperti itu.
“ya gimna lagi, ya dicukup cukupin”,jelasnya.
AN menambahkan, selain menyapu, terkadang dirinya
sering kali ditugaskan untuk membersihkan tempat tempat sesudah pelaksanaan
kegiatan.
“kalau pas ada kegiatan,kayak upacara, terus
acara-acara lain, sebelum acara kita bersihin dulu, trus kalau udah beres juga
dibersihin lagi”, tuturnya.
Sementara NR pertugas kebersihan lainya, yang masih
satu profesi dengan AN bertugas sebagai pemilah disalah satu TPST di Kota
Banjar. Sama halnya dengan AN, NR pun mendapatkan upah yang besaranya sama
dengan AN.
“tiap bulan dibayar
700 ribu”, Katanya.
Menurut NR, dirinya bekerja 7 jam sehari, 6 hari dalam
seminggu untuk memilah sampah yang datang ke TPS. Meski setiap hari NR bergelut
dengan sampah, dalam bekerja NR tak pernah memikirkan hal lain selain memilah
sampah, meski terkadang sampah yang datang sudah berbau, banyak kuman namun NR
merasa sudah sangat terbiasa.
“kalau ada sampah dating dari mobil apa motor, terus
dipilah sampahnya, dipisah-pisah, sampah Plastik kayak botol, bekas gelas dan
juga sampah kertas, daun dan lain-lain”, tuturnya.
Bekerja sebagai Petugas kebersihan Kota Banjar
harusnya menjadi sebuah kebagaan tersendiri bagi para petugas, namun penghasilan
mereka taksebanding dengan resiko yang mereka terima, meskipun setiap bulanya
mereka selalu mendapatkan pemeriksaan rutin dari petugas kesehatan dipuskesmas
terdekat melalui program UKK. Selain diperiksa kesehatan secara rutin,
terkadang para petugas kebersihan juga mendapatkan makanan tambahan, seperti
susu, Mie instan dan biscuit namun tidak tentu waktunya.
Selain itu, sebagian para pekerja juga sudah ada yang
mendapatkan jaminan sosial JKM dan JKK
dari BPJS. Dari informasi yang dihimpun ada sekitar 328 petugas kebersihan yang
menjadi peserta BPJS, namun dari data yang ada, upah terakhir yang terdaftar di
BPJS senilai Rp 1.831.884,83 bukan
sebesar upah yang mereka terima setiap bulanya.
Rata-rata dari 300san lebih petugas kebersihan hanya menerima honor dikisaran 700-800 ribu perbulan. Jauh dari kata layak, Ditambahlagi, terkadang ada tugas tambahan,dan mereka harus bekerja lebih extra dari biasanya, dan tidak ada tambahan honor atau lemburan.
( AO ).
Posting Komentar