Horizon Industrial Park: "Air untuk MCK Aja Kurang, Apalagi Buat Produksi"


Horizon Industrial Park: "Air untuk MCK Aja Kurang, Apalagi Buat Produksi"

Legal Manager Horizon Industrial Park, Gatot Rio Putro (dua dari kiri)
BATAM I KEJORANEWS.COM : Horizon Industrial Park, perusahaan pengelola kawasan industri sudah berbulan - bulan kesulitan air. Tak kunjung juga mendapat solusi terbaik, mengadukan permasalahan ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Batam. Jum'at, (06/12/2019)

Legal Manager Horizon Industrial Park, Gatot Rio Putro mengatakan dilapangan sekarang ada sekitar 10 workshop/perusahaan yang aktif, dan perusahaan itu bergerak bermacam bidang, dan kebanyakan elektronik.

Terdapatnya keluhan kekurangan debit air, sehingga dibuat penampungan/tanki air di 10 perusahaan tersebut, namun begitu hanya mendapat isi separuh tanki. Dimana terdapat permasalahan pada jaringan suplai air dari ATB, dan sudah berjalan satu tahun setengah.

"Untuk Mandi, Cuci, Kakus (MCK) pekerja aja kurang, apalagi buat produksi. Ada salah satu perusahaan mau masuk bergerak di bidang produksi santan kelapa. Ijin mereka sudah ada dari Badan Pengusahaan (BP) Batam setahun yang lalu, mau operational tapi terhambat karena debit air yang mereka butuhkan kecil," jelasnya.

"Dilapangan air itu mengalir hanya empat jam sehari, dari tengah malam sampai dini hari (24.00 WIB - 04.00 WIB)," ungkapnya usai mengikuti Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) Komisi III DPRD Batam, (05/12) di Batam Centre - Batam.

Baca Juga:
https://www.kejoranews.com/2019/12/supplai-air-macet-pihak-pengolaan.html

Ia melanjutkan, perusahan yang berjalan sekarang terdapat investor dari lokal (Jakarta), dan ada dari luar negeri (Singapura, China), serta yang akan masuk juga ada karena marketing jalan terus.

Namun begitu, menurutnya dengan apa yang terjadi dan apabila pihak investor yang sudah masuk ini mengabarkan pada rekan mereka di luar, yang ingin masuk berinvestasi di sini, tentu akan mundur.

"Kita telah mendapatkan peringatan/warning dari para investor disini, dan yang menjadi kekhawatiran kita apabila mereka ini memberikan warning keras dengan hengkang mencabut investasinya. Kita juga yang akan rugi," terangnya

"Kita sangat keberatan jika belum juga ada solusinya, serta baru efektif suplai airnya di bulan Februari 2020. Sampai saat ini untuk tingkat produksi sebagian besar di perusahaan belum mendapat keluhan, tapi perusahaaan yang membutuhkan air pasti berdampak," tutupnya.



Andi Pratama
Lebih baru Lebih lama