Sebanyak 45% Warga Amerika Minta Trump Diimpeachment


Sebanyak 45% Warga Amerika Minta Trump Diimpeachment

Demo Warga Amerika -
WASHINGTON I KEJORANEWS.COM : Sebuah jajak pendapat baru menunjukkan hampir setengah dari populasi Amerika Serikat (45%) percaya bahwa Presiden Donald Trump harus dimakzulkan atas kinerjanya di Gedung Putih sementara mayoritas, 53 persen, mengatakan dia tidak seharusnya dimakzulkan. Kamis (4/7/2019).

Polling baru Gallup yang dirilis hari Rabu menunjukkan bahwa 45 persen orang Amerika menginginkan Kongres AS untuk mengambil tindakan dan memakzulkan panglima tertinggi.

Angka tersebut melibatkan tujuh persen dari Partai Republik, 46 persen dari Independen dan 81 persen dari Demokrat.

Gedung AS "bergerak ke arah" pemakzulan Presiden AS Donald Trump dan "bukan tentang" pemilihan presiden 2020, kata Rashida Tlaib.
Tom Steyer Miliader US


Jajak pendapat itu dirilis ketika Demokrat yang mengontrol Dewan Perwakilan Rakyat AS bertanya-tanya apakah mereka harus menghadapi Trump dengan pemakzulan.

Namun, dukungan untuk pemakzulan telah melampaui mantan Presiden Clinton dan Nixon selama skandal Monica Lewinsky dan pada awal kontroversi Watergate, menurut Gallup.

Seruan untuk pemakzulan Trump telah tumbuh di kalangan politisi di Amerika Serikat setelah pernyataan akhir penasihat khusus pada akhir penyelidikan Rusia.

Miliarder AS, Tom Steyer menyerukan pemakzulan terhadap Presiden AS Donald Trump, memperingatkan dia tidak akan mendukung siapa pun pada tahun 2020 yang tidak mendukung usahanya saat ini.

Dalam pernyataan terakhirnya, penasihat khusus itu tidak menyiapkan presiden atau menuntutnya ke pengadilan Kongres.

Mueller berpendapat bahwa keputusan untuk tidak menuntut Trump dibuat berdasarkan kebijakan lama Departemen Kehakiman untuk tidak mengajukan tuntutan terhadap presiden yang duduk.

Mueller telah setuju untuk memberikan kesaksian di hadapan komite Kehakiman dan Intelijen DPR pada 17 Juli.

Jajak pendapat Gallup juga menunjukkan bahwa presiden masih menikmati tingkat kesukaan yang rendah, berfluktuasi antara 40% dan 43% sejak awal Mei.

Sumber : presstv.com
Lebih baru Lebih lama