Anggaran Miliaran namun Proyek Air di Desa Lakekun Barat masih Mangkrak


Anggaran Miliaran namun Proyek Air di Desa Lakekun Barat masih Mangkrak

Anggota Komisi 1 DPRD Kabupaten Malaka, Vinsen Kehilau 
MALAKA I KEJORANEWS.COM : Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) atau jaringan perpipaan di Desa Lakekun Barat, Kecamatan Kobalima, yang dikerjakan oleh CV Berkat Mandiri menurut masyarakat mangkrak, padahal pagu anggaran proyek tersebut lebih dari Rp2,8 miliar.


Kepala Desa Lakekun Barat, Hendrikus Seran Nahak, saat ditemui media, menyatakan bahwa hingga hari ini, pipa-pipa proyek masih berserakan di enam dusun dan tidak terurus. Menurutnya, sudah tiga tahun berturut-turut Desa Lakekun Barat mendapatkan proyek untuk meningkatkan sanitasi sehat, namun hingga saat ini tidak ada yang rampung.


" Kami sangat membutuhkan air. Saat mendengar bahwa proyek ini ada dan melihat pipa-pipa diturunkan, kami merasa senang. Namun kini kami kecewa, karena pipa-pipa tersebut berserakan dan tidak terhubung." Ujar Hendrikus.


Terpisah, salah satu Anggota Komisi 1 DPRD Kabupaten Malaka, Vinsen Kehilau, menyatakan bahwa berdasarkan laporan warga dan kronologisnya, proyek itu sudah dikerjakan sejak tahun 2024.

Pipa yg masih berserakan di tanah


" Beberapa hari yang lalu, saya telah bertemu dengan Kepala Desa Lalekun Barat yang melaporkan bahwa banyak pekerjaan yang mangkrak dan perlu dilaporkan kepada Bupati." Ungkapnya.


 Ia menjelaskan bahwa total anggaran untuk Proyek SPAM pipa di Kabupaten Malaka pada tahun 2024 mencapai lebih dari Rp 11 miliar. Dengan rincian; Desa Lakekun Barat dialokasikan sekitar Rp 2,8 miliar, sementara Desa Harekakae dialokasikan sekitar Rp 1,8 miliar, yang kemungkinan besar dikerjakan oleh kontraktor yang sama. 


Sebagai anggota DPR, Vinsen Kehilau menduga bahwa ada indikasi korupsi dalam proyek tersebut. Ia mempertanyakan pencairan anggaran yang cukup besar, dengan sisa hanya Rp 200 juta, meskipun pekerjaan masih mangkrak. 


"Ini namanya perampokan uang negara. Jika kita biarkan, kontraktor akan menghilang tanpa jejak," ujarnya. 


Ia juga menegaskan bahwa pihaknya sudah meminta inspektorat untuk melakukan audit. 


"Kami akan mengawal inspektorat agar tidak tinggal diam, karena masyarakat sudah mengetahui bahwa proyek ini dari tahun 2024 tidak boleh ditutup. Apa yang tidak beres harus dibongkar untuk diselesaikan," tuturnya.


Pada kesempatan ini, Vinsen Kehilau meminta rekan-rekan wartawan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait proyek perpipaan di desa-desa lain mengingat total anggarannya yang tinggi.


Sesuai dari pantauan media ini, Senin, (18/8/25), menunjukkan bahwa pipa-pipa proyek masih tergeletak di atas tanah dan belum tersambung. Meskipun sebagian pipa telah terpasang, terdapat masalah serius di mana pipa besi disambung dengan pipa karet bahkan ada juga yang belum tersambungkan.


(Jolly)


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama