Proses Pembuatan Tape ala Bu Nur bersama Mahasiswa Bina Desa Kelompok 8


Proses Pembuatan Tape ala Bu Nur bersama Mahasiswa Bina Desa Kelompok 8

Bu Nur bersama Kelompok 8-
JOMBANG | KEJORANEWS. COM: Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur melaksanakan Bina Desa di Desa Galengdowo, Wonosalam, Jombang. Kelompok 8 mengikuti kegiatan produksi di salah satu UMKM di Desa Galengdowo, usaha ini dimiliki oleh bu Nuriyati selaku ibu RT di dusun Plumpung, Galengdowo.

 Usaha yang dimiliki bu Nur bergerak di bidang makanan tradisional berupa tiwul, tape, dan ampok jagung. Kunjungan UMKM ini bertujuan untuk mengetahui seluruh kegiatan dari persiapan bahan sampai proses produksi. 

 Produk tiwul dan tape dibuat dari bahan baku yang sama yaitu singkong, sedangkan ampok dibuat dari jagung. Bahan-bahan tersebut didapat dari masyarakat sekitar yang memiliki kebun singkong dan jagung. Proses pembuatan tiwul lebih rumit dari kedua produk lainnya, sedangkan proses pembuatan tape tidak sulit melainkan membutuhkan perhatian yang lebih dimana semua tempat untuk pembuatan tape harus benar-benar kering atau tape akan cepat busuk/kecut. 

 Proses pembuatan tape dimulai dari singkong yang dikupas dan dikerik secara merata. Selanjutnya, singkong dikukus, kemudian ditiriskan di wadah yang kering dan didinginkan. Ragi yang akan digunakan ditumbuk terlebih dahulu, kemudian rebusan singkong dan ragi diaduk hingga seluruh permukaan singkong terlapisi oleh ragi. 

Setelah itu, didiamkan dengan cara diungkep selama 2 hari 2 malam, dan tape siap untuk dijual. Proses produksi tape dilakukan setiap minggu dengan sekali produksi sebanyak ½ kwintal. Bu Nur mengatakan bahwa penjualan tape meningkat saat bulan puasa dan hari raya “Kalau bulan puasa dan hari raya, saya bisa produksi 1 kwintal dalam 3 hari, biasanya orang-orang beli buat takjil, buat kolak”. 

 Penjualan tiwul meningkat ketika musim penghujan. Tiwul yang diproduksi oleh Bu Nur memiliki ketahanan yang lama sekitar 1-2 tahun. Bu Nur memproduksi tiwul dalam skala besar dari biasanya, dilakukan saat matahari sedang terik/saat musim kemarau sehingga bisa menjemur tiwul hingga benar-benar kering, dikarenakan lamanya ketahanan tiwul tergantung dari kering tidaknya hasil tiwul tersebut.

 Produk yang dihasilkan oleh bu Nur dijual di masyarakat sekitar dan dititipkan di tukang sayur setiap harinya. Harga dari tiap produk bervariasi, untuk tiwul per-kg dibandrol dengan harga Rp15.000, untuk tape per-kg dibandrol dengan harga Rp10.000 dan untuk ampok jagung per-kg dibandrol dengan harga Rp16.000.



Penulis  : Fadiatul Rachmawati, Wasila Rochmawati, Shakira Alya Putri W., Irham Alva Royyan, Arya Mustofa, Puput Srianah, 
UPN "Veteran" Jawa Timur

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama