Sosok Keluarga Sederhana yang Berhasil Menjadi Jenderal Polisi


Sosok Keluarga Sederhana yang Berhasil Menjadi Jenderal Polisi

IRJEN POL DJOKO RUDI. E, SH ,S.Ik ,M.Si.-
KEJORANEWS.COM : Profil IRJEN POL DJOKO RUDI. E, SH ,S.Ik ,M.Si.


Djoko Rudi. Seorang Perwira Tinggi Polri berpangkat Inspektur Jenderal Polisi , merupakan Alumni Akademi Kepolisian Angkatan 1991 dalam Batalyon Bhara Daksa .


Jenderal Polisi kelahiran Magelang Jawa tengah ini ,merupakan Jenderal Polisi yang saat ini berdinas di Lemhannas RI dengan Jabatan Tenaga Utama Pengkaji Hukum dan HAM Lemhannas RI , 

Di sela sela wawancara nya, Jenderal Polisi Bintang Dua ini, mempunyai cerita memory kehidupan yg unik dan menarik di kalangan Kepolisian RI.


Beliau dilahirkan di lingkungan Militer  AD di Magelang Jateng 54 tahun yg lalu, tetapi dia milih menjadi Polisi sebagi Profesi hidupnya ( Orang tuanya adalah Seorang TNI dengan Pangkat Kapten ).


Kala itu hidup dengan keterbatasan dan kesederhanaan ekonomi, bercita -cita menjadi mahasiswa dalam perguruan tinggi kandas karena keterbatasan biaya dalam keluarga besarnya,  menjadikan tekad bulatnya beralih profesi dan cita- cita serta ikut ikutan  mendaftarkan diri dalam seleksi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABARI) di tahun 1988. Alhasil  berhasil lolos dan menjadi AKABRI Kepolisian dan lulus Akademi Polisi ( AKPOL) tahun 1991 dalam Ikatan  Alumni Batalyon Bhara Daksa .

Dengan bermodalkan semangat dan doa saat itu dan masa kecilnya yg serba kekurangan menjadikan tekatnya untuk belajar dan berlatih serta berupaya dan doa dan alhasil menjadikan Polisi yg saat ini berpangkat Inspektur Jenderal Polisi.


" Saya tidak punya kampung halaman  seperti orang orang lainnya , karena saya selama hidup berpindah -pindah dari asrama ke asrama yang lain. Saya sekolah selalu berjalan kaki dan dengan keprihatinan, " ujar Jokpo Rudi, sambil tertawa mengenang masa lalu kecilnya.


" Saya dulu hanya bercita- cita menjadi PNS saja ,karena menyadari saya  dari keluarga kecil dan tidak punya beda dengan orang orang lain yang mempunyai kekuatan ekonomi dan derajat yang tinggi serta anak pejabat, " lanjutnya.


Djoko dalam cerita  wawancaranya dengan responden mengatakan,  ia tidak ada mimpi menjadi Polisi bahkan menjadi Pejabat di kalangan Polri, karena keturunan dan leluhurnya semua berasal dari kalangan Militer meskipun dalam pangkat yang biasa -biasa.


 Djoko mengenang , " Kala itu saya  mendapatkan kelulusan 2 Matra,  yaitu Akademi Angkatan Udara  dan Akademi Kepolisian .( Nilai kelulusan sama dalam psykologinya ) olehnya  ia mendapat panggilan untuk wawancara pemilihan Matra, tetapi Djoko memilih Matra Polri ( Akademi Kepolisian )  sebagai pilihan kariernya .


Institusi polisi sangat asing bagi dirinya  dan  keluarga besarnya. Redaksi bertanya, kenapa anda memilih Akademi Kepolisian kala itu ? 


" Saya juga tidak Tahu, mulut ini tahu -tahu muncul dan berbicara Akademi Kepolisian," sambil tertawa.

 

Katanya, panitia saat itu bertanya bahwa ia anak seorang TNI, dan keluarga besarnya tidak ada yang menjadi Polisi tapi kenapa memilih Polri. 


" Saya menjawab,  saya ingin mengetahui serta mendalami tugas pokok  Kepolisian Negara ini seperti apa? Itulah akhirnya saya di masukkan ke Akademi Kepolisian Akpol. " Lanjunya.


Di sisi lain penulis sampaikan, bagaimana pendapat keluarga Jenderal bahwa Jenderal waktu itu pilih Polisi ?

" Keluarga saya seluruhnya mendukung dan senang karena satu satunya anak dari leluhur saya yg menjadi Polri hanya saya, alhasil saya  bisa mengajak keluarga besar saya  berjiwa sebagai Polisi , memerankan sebagai keluarga besar Polri, " ucapnya.

Bagaimana pendapat Jenderal  tentang carut- marut permasalahan Polri saat ini ?


" Semua itu adalah dinamika tugas Pokok Polri di lapangan, dalam Ranah Operasionalnya yang selalu beririsan dengan permasalahan dan pengambilan keputusan, mana kala permasalahan .muncul dan menjadi polemik di tubuh Institusi Polri. Hal tersebut menjadikan tantangan bagi kita semua personel Polri, " jelasnya.


" Polri adalah Profesi dan merupakan jalan untuk mengabdi. Maka dari itu bila tidak mau menerima resiko dan takut terkena masalah, jangan jadi Polisi , apalagi jadi pejabat Polri. " lanjutnya.


" Polisi dalam ranah  UU No. 2 tahun 2002  dinobatkan sebagai Pelindung,Pengayom dan Pelayan serta Penegak Hukum Masyarakat. Kapasitas Polri dalam melaksanakan tugas Polrinya, diberi wewenang Diskresi Kepolisian dan bergerak sendiri dan dengan payung hukum harus dipertanggungjawabkan secara perorangan ( Diskresi Kepolisian ). Hal itu lah yang menjadi tantangan semua personel Polri di lapangan , manakala mereka ada sandungan dan jeratan hukum atas perilaku dan pelanggaran kewenangan dalam Operasionalnya, maka mereka harus bertanggung jawab atas tindakan Kepolisian mereka. " 


" Saya bangga atas aturan  itu semua karena menjadikan  Polisi harus berani dan berani bertindak dan harus berani bertanggung jawab sesuai Amanah UU dan Amanah tuntutan Rakyat sbg pelayan masyarakat atas konsekwensinya yg termaktup dalam UU, untuk itu Polri dalam bertindak harus sesuai Prosedural, Proporsional  serta  Profesional. "


" Semoga kita semua tetap dalam Lindungan Nya, serta amanah dalam tugas mengawal dan menjaga Negara ini sesuai ranah aturan dan UU yang telah diberikan oleh negara kepada institusi kita, " tutupnya.

 

" Salam hormat saya"


( Redaksi)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama