Mengelola MRO BAT Hang Nadim Batam, Ini Penjelasan Lion AIr Group


Mengelola MRO BAT Hang Nadim Batam, Ini Penjelasan Lion AIr Group

Mengelola MRO BAT Hang Nadim Batam,  Ini Penjelasan Lion AIr Group
Dir Lion Air Grup dan Waka BP Batam
BATAM I KEJORANEWS.COM :Presiden Direktur Lion Air Group, Edward Sirait menyampaikan bahwa adanya perjanjian, pelaksanaan, pengembangan di Batam tentunya lebih mudah dan praktis, dalam rangka kerjasama dengan mitra, dan pihak lain dalam hal terkait perawatan pesawat di Bandara Hang Nadim Batam, Nongsa - Batam. 
 
"Disini kami mengembangkan bisnis perawatan pesawat, yang mana dapat menghemat devisa negara," terangnya usai melaksanakan penandatanganan addendum perjanjian kerja sama pengelolaan lahan Maintenance, repair and overhaul Batam Aero Technic (MRO BAT) dengan Badan Pengusahaan (BP) Batam, bertempat di Marketing Centre BP Batam (14/4).
 
Sambungnya, diatas lahan 30 hektar dan kemungkinan akan dikembangkan ke 50 hektar. Diatas lahan tersebut pihaknya akan bangun hangar, gedung, dan apron/lahan parkir yang bisa memuat hingga 20 pesawat, dengan mengucurkan dana kurang lebih senilai Rp.7,3 Triliun.
 
Dibangunnya, hanggar, gedung MRO, apron ini untuk mengambil pasar perbaikan pesawat di regional, untuk itulah dengan pegajuan lahan 20 hetar lagi. Pangsa MRO BAT itu sebenarnya banyak namun yang terbesar itu di Cengkareng dikelola pihak Garuda dan yang kedua saat ini di Batam dikelola Lion Air.
 
"Pesawat yang kami kelola saat ini kurang lebih ada 300 pesawat, kami rawat semuanya di Batam, kalau penuh kami cari tempat lain. Dan memperbaiki satu alat pesawat ini, pendapatan bisa jutaan rupiah, karena perputarannya menggunakan dollar. Pangsa pasar Asia Pasifik capaian bisa USD.100 Miliar/Tahun, jadi kita ambil 10 % saja, itulah mimpinya," terangnya.
 
Baca Juga:
 
Pembangunan PBPB BP Batam
Terkait Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) BAT, lanjutnya regulasi ini memperudah dalam pengerjaan dan perputaran barang dikawasan bandara ini nantinya. Sehingga akan mempermudah dalam memperbaiki pesawat regional maupun dari negara lain. Karena disetiap MRO mendatangkan part-part pesawat bekas, dengan adanya KEK ini pemerintah tidak lagi melarang kegiatan tersebut.
 
"Target pekerja kurang lebih mencapai 10 ribu orang dan saat ini ada sekitar 2 ribuan pekerja. Karena setiap hanggar otomatis tambah tenaga kerja sekitar 600 pekerja. Untuk rekrutan pekerja harus punya setifikasi khusus dari Kementrian Perhubungan RI, dan bisa berbahasa inggris. Untuk itu, bagaimana menciptakan tenaga kerja dari lokal, kami juga akan bekerjasama dengan pihak sekolah dan bersama Pemerintah kota Batam," pungkasnya.
 
Berikutnya, setelah mendengar apa yang disampaikan, Wakil Kepala BP Batam, Purwiyanto menyampaikan bahwa potensi lainnya otomatis akan berekembang dikawasan tersebut, dan meningkatkan Sumber Daya Manusia khususnya di kota Batam.
 
"Dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) BP Batam Rp 150 Triliun setahun, dan Rp 26 Triliun ini dari Lion Air. Kita bisa yakin, bahwa itu bisa membawa perkembangan Batam secara keseluruhan, akan kita dukung. Dan kalau ada kekurangan kita siap menerima kritik dan masukan apapun dalam rangka perbaikan, dimana BP Batam merupakan bagian dari pemerintah pusat untuk mendorong investasai di Batam khususnya," tutupnya.



Andi Pratama

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama