Meski Dijelaskan Menkes, Warga Natuna Tetap Tolak WNI dari Wuhan


Meski Dijelaskan Menkes, Warga Natuna Tetap Tolak WNI dari Wuhan

Pertemuan Warga dengan Menkes -
NATUNA I KEJORANEWS.COM : Keinginan masyarakat Natuna untuk bertemu dengan mentri kesehatan dan menyampaikan aspirasinya,menolak kedatangan 245  Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Cina, terpenuhi, setelah Menteri Kesehatan, dr. Terawan Agus Putranto, tiba di halaman kantor DPRD Natuna, Sabtu (1/2/2020) sore.

Kedatangannya langsung disambut teriakan “ tolak-tolak”  oleh para pendemo. Tolak-tolak yang dimaksud adalah penolakan terhadap kegiatan observasi terhadap WNI yang akan segera dievakuasi dari Cina di Pangkalan Lanud RSA Natuna.

Ratusan warga yang menggelar aksi dari pagi sepertinya tidak bisa membendung kekecewaanya atas kebijakan pemerintah tersebut. Namun untung jajaran anggota DPRD Natuna berhasil menenangkan warga.

"Mohon tenang, berikan kesempatan kepada pak Menteri menjelaskan dulu. Nanti ada kesempatan untuk bapak ibu ngomong," kata Ketua DPRD Natuna, Andes Putra  melalui mikropon.

Menteri Kesehatan dr. Terawan juga mencoba menenangkan warga, ia mendekati pendemo dan bersalam-salaman.

Ia menjelaskan alasan Natuna ditunjuk sebagai lokasi observasi. Natuna ditunjuk karena ada beberapa alasan di antaranya Lanud Natuna jauh dari pemukiman dan tempatnya luas.

"Tenang bapak - ibu. Pertama sekali kami sampaikan bahwa saudara-saudara kita yang sedang berada di Wuhan itu sehat-sehat semua. Mereka di sana jadi mahasiswa. Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan," kata Menteri Terawan.

Dr. Terawan  kemudian menjelaskan alasan perlunya observasi. Langkah ini dilakukan karena ada peraturan dunia melalui WHO di mana setiap negara yang memulangkan warganya dari cina harus melakukan observasi terhadap mereka selama 14 hari di tempat yang khusus.

"Sekali lagi saya sampaikan mereka itu sehat-sehat semua. Saya akan tetap memantau juga di Lanud sampai prosesnya selesai. Jadai bapak - ibu gak perlu khawatir," ucapnya.

Namun apa yang disampaikan oleh Menkes itu ditolak mentah-mentah oleh warga.

"Kalau sehat kenapa gak dipulangkan keluarganya aja pak. Untuk apa dikarantina di Natuna," teriak warga sembari meneriaka  kata "tolak-tolak" lagi.

Pihak DPRD Natuna kembali mencoba menenangkan warga, Ketua Komisi I DPRD Natuna, Wan Aris Munandar  lalu menjelaskan apa yang jadi keinginan warga. 

"Tenang-tenang. Izin pak Menteri, keinginan warga kami ini agar kegiatan itu tidak ada di sini. Kalau mereka yang dari Cina itu didaratkan Batam, cukup di Batam saja, atau kalau di Halim (Halim Perdana Kusuma Jakarta) di Halim aja. Itu yang mereka ingingkan pak," papar Aris.

Ketua DPRD Natuna lalu menambahkan bahwa kesepakatan warga sejak awal menolak kegiatan ini dilaksanakan di Natuna.

"Tapi kami juga menyepakati opsi kedua yakni, boleh mendarat di Natuna tapi langsung dibawa ke laut untuk diberikan tindakan media di kapal. Mohon izin, begitu, Pak Menteri," papar Andes.

Dialog antar warga dan Meskes itu pun mengalami deadloc. Menteri Kesehatan kemudian menuju satu ruangan di Kantor DPRD Natuna untuk melakukukan perundingan antara Menkes dan BNPB guna mencari solusi. Sementara seluruh anggota DPRD Natuna tetap di luar menenangkan warga. 

Hingga berita ini dibuat, Memkes dan BNPB masih melakukan perundingan mengenai hal tersebut,rapat di lakukan di Lanud Raden Sadjad.

( Rom)
Lebih baru Lebih lama