Maulid Nabi : Orang yang Tauhid akan Berada di Surganya Allah


Maulid Nabi : Orang yang Tauhid akan Berada di Surganya Allah

H.Ibrahim Yakkub -
NATUNA I KEJORANEWS.COM: Warga Sual RT 001 RW 005, Kelurahan Ranai Kota Kabupaten Natuna, Selasa malam (12/10/2019) Memperingati Maulid Nabi besar Muhammad SAW 1442 H/2019 M di Mushollah Miftahul Jannah Sual.

Kegiatan ini diisi oleh penceramah H.Ibrahim Yakkub yang juga Ketua Baznas Natuna.

Dalam ceramahnya H.Ibrahim Yakkub menyampaikan bahwa secara garis besar ilmu dalam Islam ada tiga, yakni tauhid, fikih, dan tasawuf.

" Konsekuensi dari seseorang yang mempelajari ilmu tauhid ( mengesakan Allah) akan ditempatkan atau abadi di surga, yang tidak (mempelajari ilmu tauhid) akan ada di neraka, " jngkapnya. 

Ia juga menjelaskan, tauhid adalah ilmu yang membahas tentang keesaan Allah SWT dan aqidah. Seseorang dikatakan beriman atau tidak, tergantung pada tauhidnya, begitupun seseorang disebut mukmin (orang beriman) atau tidaknya juga tergantung pada tauhidnya.

Sedangan fikih, kata H.Ibrahim Yakkub, bisa disebut juga ilmu syariah, Seseorang yang melaksanakan ilmu ini pertanda dirinya sebagai orang yang ahli surga.

Ia memaparkan ada empat rukun yang diajarkan dalam ilmu fikih, yakni rukun ubudiyah atau tata cara beribadah, rukun munakahat atau tata cara perkawinan, rukun muamalat atau tata cara berniaga, dan rukun jinayah atau ilmu pemerintahan.

" Kita sebagai orang beriman harus tahu ilmu fikih dan melaksanakannya. Seseorang yang melaksanakan ilmu fikih disebut Muslim, " ucapnya.

Tentang ilmu tasawuf, H.Ibrahim Yakkub menjelaskan  inti dari ilmu ini adalah keikhlasan dalam hati. Untuk itu, segala bentuk ibadah dilaksanakan dengan niat karena Allah SWT. Orang yang melaksanakan ilmu tasawuf disebut mufsidin.

" Kita melaksanakan ibadah dengan keikhlasan untuk mendapatkan rhida Allah SWT. Jangan ada kita melaksanakan ibadah karena ingin dipuji, " katanya.

Ia juga mengatakan inti dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. 

" Oleh karena itu, momentum Maulid Nabi adalah untuk meniru, meneladani akhlak Rasulullah, baik dari segi keilmuan maupun dari segi sunah-sunah yang harus dilakukan yang tercermin dengan akhlak, moral, dan memiliki budi pekerti yang luhur, " Paparnya. 

Kegaiatan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW Tahun 1441 H/2019 M, di kahiri dengan Doa dan makan bersama.


( Iwan Kurniawan )
Lebih baru Lebih lama