Wabah ASF, Barantan: Batam Ekspor Babi Senilai 650 Miliar Rupiah


Wabah ASF, Barantan: Batam Ekspor Babi Senilai 650 Miliar Rupiah

Kemasan Daging Babi Siap di Ekspor
BATAM I KEJORANEWS.COM : Ditengah isu mewabahnya penyakit ASF di beberapa negara di Asia, Kementrian Pertanian (Kementan) lepas ekspor babi potong sebanyak 985 ekor atau senilai Rp. 3,5 miliar tujuan Singapura. Senin, (07/10/2019)

Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, Badan Karantina Pertanian (Barantan), Agus Sunanto menyampaikan pada tahun 2019, periode Januari sampai dengan Agustus, ekspor babi dari Pulau Bulan - Batam, sebanyak 202.610 ekor dan mempunyai nilai ekonomis sekitar Rp 650 Miliar.

"Ini maksud kami yang adalah potensi yang kita punya, ini menyerap ribuan pekerja, pendapatan peternak, devisa negara, ini yang harus kita lindungi dari ancaman ASF," terangnya saat melepas ekspor babi di Instalasi Karantina Hewan Pulau Bulan (2/10) - Batam.

Saat melepas ekspor babi milik PT. Indo Tirta Suaka, Agus mengharapkan babi diekspor sudah dalam bentuk olahan atau minimal setengah jadi, dan juga perlu adanya pengembangan tujuan negara ekspor baru.

"Jadi kalau bisa jangan cuma Singapura, pesan pak Mentan agar dikembangkan, ditambah negara tujuannya dan juga frekuensi pengirimannya," harapnya.

Lokasi budidaya ternak babi milik PT Indo Tirta Suaka oleh Karantina Tanjungpinang juga telah ditetapkan menjadi instalasi karantina hewan terpadu, sehingga pengawasan dan sertifikasi ekspor akan lebih mudah dan cepat prosesnya.

Menurutnya, hal tersebut juga merupakan komitmen Kementan lewat Barantan dalam mendorong ekspor komoditas ternak babi Indonesia.

Kepala Karantina Tanjungpinang, Donni Muksydayan menambahkan bahwa sistem biosekuriti di Pulau Bulan bisa menjadi percontohan, bahwa di Pulau Bulan tidak ada penduduk, dan pengunjung yang datang harus memenuhi prosedur biosecurity yang telah ditetapkan.

"Seperti tidak boleh dalam keadaan sakit, tidak membawa makanan sisa dari luar dan diharuskan memapai pakaian yang steril. Bisa jadi role model buat para peternak lain, bisa dicontoh, supaya ternak babinya aman," ungkapnya.

Mr. Desmond W, General Manajer Production PT. Indo Tirta Suaka yang menerima langsung Health Certificate dari Barantan yang diserahkan Agus Sunanto, sependapat bahwa masyarakat perlu mengerti tentang bahaya virus tersebut.

Ia meminta dukungan Barantan dan instansi terkait lainnya agar memperketat pengawasannya. Dan berharap ASF cukup di 11 negara dan tidak masuk ke Indonesia.

Agus Sunanto kembali menambahkan bahwa tidak hanya merugikan peternakan secara nasional, namun juga bisa memusnahkan plasma nutfah babi asli Indonesia.

"Justru yang menghawatirkan lagi adalah hilangnya plasma nutfah babi asal Indonesia, disamping kerugian material yang pasti sangat besar," pungkasnya.




Humas/Andi
Lebih baru Lebih lama