Kelurahan Kauman - Bangil Peserta ke-21 Dinilai Lomba Kampung Pancasila, Miniatur Indonesia di Tengah Kota


Kelurahan Kauman - Bangil Peserta ke-21 Dinilai Lomba Kampung Pancasila, Miniatur Indonesia di Tengah Kota

 


Kauman Bangil Jadi Peserta ke-21 Dinilai Lomba Kampung Pancasila, Miniatur Indonesia di Tengah Kota

PASURUAN | KEJORANEWS.COM: Kelurahan Kauman, Kecamatan Bangil, menjadi peserta ke-21 yang dinilai dalam ajang Lomba Kampung Pancasila Kabupaten Pasuruan 2025. Kegiatan penjurian berlangsung Senin (15/9/2025). 

Hadir  tim juri lintas unsur yang terdiri dari Gus Bayhaqi (Gus Bay) dari Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Pasuruan sekaligus kader JPM dan BPIP, Setyowati (Staf Ahli PKK Kabupaten Pasuruan), Budi Rahayu atau Bu Ayu (Pokja 3 PKK Kabupaten Pasuruan), Titin Sumartini (Plt. Kabid Poldagri Kesbangpol), serta perwakilan Polri, Imron Rosyidi dan TNI Ridwan.

Semarak, rombongan juri disambut atraksi budaya. Komunitas etnis Tionghoa tampil unik dengan busana ala tokoh legenda Sun Go Kong, menandai akulturasi budaya yang kental di Kauman. Pun, Barisan sholawat Al Banjari dan drumband.

Camat Bangil, Fathurrahman, dalam sambutannya menegaskan bahwa Kauman layak disebut sebagai miniatur Indonesia.


“Di sini tumbuh beragam etnis, beragam agama, namun tetap hidup berdampingan penuh kerukunan. Inilah wajah nyata Pancasila,” ujarnya.

Senada dengan itu, Lurah Kauman Ahmad Barizi menegaskan bahwa Kauman bukan hanya sekadar nama, melainkan perwujudan nyata nilai Pancasila.


“Kauman adalah kaum yang beriman. Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial bukan hanya slogan, tapi benar-benar dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari warga,” tutur Barizi.

Kauman memiliki luas wilayah 54,94 hektare dengan jumlah penduduk 5.639 jiwa. Masyarakatnya terdiri dari berbagai agama dan etnis, mulai dari Islam, Protestan, Katolik, hingga penganut kepercayaan yang beribadah di masjid, mushola, gereja, maupun klenteng. Kerukunan lintas agama telah terjaga selama 128 tahun tanpa ada gesekan.

Warga Kauman bangga dengan tradisi toleransi. Klenteng di Kauman misalnya, kerap membuka halaman untuk parkir jemaat gereja saat kebaktian, sementara gereja juga memberi ruang bagi kegiatan sosial umat lain.


“Kerja bakti dan gotong royong tetap berjalan bersama-sama. Tidak pernah ada perselisihan di Kauman,” ungkap salah Salah satu tokoh Abdullah Urip.

Berbagai program yang dijalankan warga Kauman menjadi bukti implementasi nilai-nilai Pancasila. Di bidang kesehatan lingkungan, warga menerima bantuan jamban sehat sebanyak 40 unit yang diresmikan oleh Pj Bupati Pasuruan pada 2 November lalu.

Di bidang sosial, pemerintah kelurahan bersinergi dengan Dinas Sosial untuk memberikan layanan jemput bola bagi keluarga penerima manfaat. Bagi lansia, tersedia kelompok minat keluarga yang aktif menggelar kegiatan pemeriksaan kesehatan dan pemberian makanan tambahan.

Sementara di bidang ekonomi, keberadaan UMKM tumbuh subur dengan berbagai produk kuliner, minuman herbal, hingga fashion lokal yang dipamerkan di Pojok UMKM Kauman.

Dalam kesempatan itu, ditampilkan pula atraksi pencak silat oleh Sirin Siti Afila, siswi SDN Kauman yang pernah menjuarai kejuaraan silat tingkat Kabupaten Pasuruan.

Usai seremoni, rombongan juri diajak berkeliling kampung, melihat rumah-rumah warga yang dipenuhi tanaman toga dan ketahanan pangan, gardu pos kamling, hingga sentra UMKM.

Juri juga berkunjung ke klenteng setempat. Pimpinan rumah ibadah menjelaskan bahwa setiap tanggal 1 dan 15 penanggalan lunar, umat rutin beribadah. Meski ibadah dilakukan masing-masing, kerukunan tetap dijaga melalui kegiatan sosial bersama warga lintas agama.

Gus Bayhaqi dalam komentarnya menegaskan bahwa Kauman bukan sekadar peserta lomba, tetapi simbol keberagaman Indonesia.

“Di Kauman kita belajar bahwa Pancasila bukan karangan, melainkan hidup dalam keseharian masyarakat. Toleransi, kebersamaan, dan keberagaman yang dirawat ratusan tahun di sini adalah warisan berharga bagi bangsa,” ujarnya.

Penilaian ditutup dengan apresiasi juri terhadap kreativitas warga, mulai dari dekorasi lingkungan, kuliner lokal, hingga kearifan budaya. Kauman pun menorehkan kesan mendalam sebagai potret kampung yang benar-benar mewujudkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama