![]() |
DPD RI, Lia Istifhama |
"Kebutuhan welder di Rumania sangat banyak. Ini menunjukkan celah pasar yang bisa diisi oleh pekerja Indonesia jika mereka memiliki keterampilan yang sesuai,” ungkap Ning Lia menceritakan saat berdiskusi dengan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bucharest dalam wawancara di Jakarta Minggu 13/7/2025.
Menurut Ning Lia, saat ini Rumania tengah mengalami kekurangan tenaga kerja terampil, terutama di bidang teknik dan industri manufaktur. Kondisi tersebut bisa menjadi peluang strategis bagi Indonesia untuk menyalurkan tenaga kerja terampil ke luar negeri, sekaligus mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Rumania, yang selama ini sudah terjalin baik.
Data mencatat bahwa sekitar 2.713 warga Rumania telah berkunjung ke Indonesia, mencerminkan adanya interaksi antar negara yang terus berkembang. Namun demikian, menurut Lia, kini saatnya Indonesia lebih aktif mendorong ekspor tenaga kerja berkualitas tinggi.
“Dorongan kita bukan hanya pada jumlah penyaluran pekerja, tapi pada kualitas. Dengan pelatihan yang tepat—misalnya keterampilan mengelas (welding)—mereka bisa langsung mengisi kebutuhan pasar dan memperoleh penghasilan layak," tegasnya.
Tantangan Penempatan dan Pendataan
Meski peluang terbuka, Lia tak menutup mata terhadap berbagai tantangan di lapangan. Salah satu masalah utama adalah kurangnya sistem pendataan yang terintegrasi bagi WNI yang datang ke Rumania.
Duta Besar RI untuk Rumania, Meidyatama Suryodiningrat, menyebutkan bahwa pihaknya mengalami kesulitan mendata WNI di negara tersebut. “Kadang kami minta ke migrasi untuk mendata warga Indonesia. Dekat dari sini saja, ada spa dengan sekitar lima pekerja dari Indonesia, tapi belum terdata,” kata Meidyatama.
Kondisi ini, menurut Dubes, menyulitkan upaya perlindungan dan pengawasan terhadap WNI, terutama jika mereka datang tanpa melalui jalur resmi atau tanpa melapor ke kedutaan.
Mendorong Jalur Resmi dan Perlindungan PMI
Sebagai senator dari Dapil Jawa Timur yang aktif dalam isu perlindungan perempuan dan buruh migran, Lia Istifhama menekankan pentingnya penempatan tenaga kerja melalui jalur resmi, disertai pelatihan dan perlindungan yang memadai.
“Saya berharap skema ini bisa menjadi model penempatan tenaga kerja Indonesia di negara-negara Eropa lainnya. Fokus pada keahlian khusus seperti welding tidak hanya membuka akses kerja, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan PMI,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa dinamika politik dalam negeri, termasuk regulasi PMI, harus diarahkan untuk mendukung penguatan kompetensi dan keamanan para pekerja migran. Apalagi saat ini, beberapa PMI Indonesia sudah bekerja di Rumania baik sebagai pekerja pabrik maupun pekerja mandiri.
Melalui sinergi antara pemerintah pusat, DPD RI, serta perwakilan RI di luar negeri, Lia berharap program peningkatan keterampilan sekaligus penempatan tenaga kerja Indonesia yang terampil bisa dijalankan secara berkelanjutan dan memberi manfaat bagi kedua negara.
“Jika kita serius, peluang ini bukan hanya soal ekspor tenaga kerja, tapi juga wajah Indonesia di kancah internasional yang semakin dihargai karena kualitas SDM-nya,” pungkas Ning Lia. (Ans)
Posting Komentar