Akibat Angin Kencang, Rumah Warga Desa Air Payang Ditimpa Pohon Kelapa, Camat Pulau Laut Harapkan Bantuan Fasilitas Pemecah Ombak


Akibat Angin Kencang, Rumah Warga Desa Air Payang Ditimpa Pohon Kelapa, Camat Pulau Laut Harapkan Bantuan Fasilitas Pemecah Ombak

Rumah Warga ketika Tertimpa Pohon Kelapa-
NATUNA | KEJORANEWS.COM : Wilayah Natuna, saat ini tengah dilanda musim penghujan yang disertai gelombang tinggi dan  angin kencang.  Hal ini juga dialami oleh wilayah Kecamatan Pulau Laut, seperti diakui oleh Camat  Bambang Erawan, S.IP.,M.AP.


Melalui sambungan telepon Bambang Erawan, Camat Pulau Laut menuturkan, angin kencang di wilayah kecamatannya terjadi sejak beberapa hari yang lalu. Dengan kecepatan angin cenderung ekstrim sejak tanggal 25 Januari 2023 kemarin, hingga saat ini dan keadaan tersebut masih berlangsung.


"Saking kencangnya kemarin jam 5 sore ada tiga pohon kelapa yang tumbang, celakanya lagi ada satu batang pohon kelapa menimpa rumah Warga Desa Air Payang," kata Bambang melalui sambungan telepon, Kamis (26/01/2023).


Rumah yang tertimpa pohon kelapa itu menurutnya mengalami rusak parah.


"Itu buah kelapa itu masuk semua ke dalam rumah itu. Angin di Pulau Laut sekarang sangat kencang sekali, keadaanya mencekam betul. Tapi itu kita baru bicara gangguan di darat, belum bahaya yang di laut," sebutnya.


Sementara bentuk ancaman dari sisi laut  berupa ombak besar, menurut Bambang, mendatangkan ancaman yang nyata bagi lingkungan dan kehidupan.


"Kami tidak tahu berapa ukuran gelombang yang terjadi sekarang ini, tapi yang jelas sangat besar. Kemarin ada sempat nelayan yang hilang tapi berhasil menyelamatkan diri dan hari ini ada pompong nelayan yang pecah diterjang gelombang," tambahnya.


Selain itu, Bambang menyebutkan, ancaman berupa abrasi pantai dan banjir rob sudah berulangkali terjadi setiap tahun di pulau terdepan NKRI itu.


Dikatakannya, potensi abrasi rentan terjadi di seluruh pesisir Pulau Laut karena pulau tersebut senantiasa dihantam gelombang laut dari seluruh penjuru arah mata angin.


"Karena pulau kami ini berada di tengah lautan yang luas dan tidak ada tameng atau pulau pelindung yang bisa menghalangi gelombang laut. Maka dari kiri, kanan, depan dan belakang kami terus dihempas gelombang," paparnya. 


Akibat cuaca buruk ini,  aktivitas masyarakat terganggu, masyarakat lebih banyak beraktivitas di rumah saja.


Guna mengatasi  bencana alam yang berpotensi terjadi di Pulau Laut, diharapkan Pemerintan dapat memberikan perhatian, untuk menanggulangi kerusakan lingkungan akibat kondisi cuaca buruk.


Menurutnya, bencana tinggi gelombang laut bisa diminimalisir dengan fasilitas pemecah ombak seperti yang sudah dibangun oleh pemerintah pusat di beberapa pulau yang ada di Natuna.


Selain fasilitas pemecah ombak, Bambang juga berharap fasilitas itu segera dibangun sebelum daratan Pulau Laut habis terkikis dengan gelombang laut.


"Potensi ancaman yang kami hadapi bukan hanya berupa ancaman kedaulatan di sini, tapi juga ancaman yang berupa pulau ini bisa lenyap dengan keganasan alam. Maka harapan kami pemecah ombak itu secepatnya dapat dibangun oleh pemerintah," tambah Bambang.


Dengan demikian ia menekankan, seyogyanya Pulau Laut mendapatkan perhatian lebih dari Pemerintan pusat agar wilayah terdepan itu tetap aman dari segala bentuk ancaman.


"Apalagi kami di Pulau Laut ini statusnya masih Tiga T (tertinggal, terluar dan terisolir). Harusnya kami dapat perhatian lebih agar segera bisa lepas dari status itu," tutup Camat Pulau Laut ini.



( Piston)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama