Miris Tak Bisa Cuci Darah, 19 Pasien Hemodialisa di RSUD Natuna Khawatir


Miris Tak Bisa Cuci Darah, 19 Pasien Hemodialisa di RSUD Natuna Khawatir

Para Pasien Hemodialisa-
NATUNA | KEJORANEWS.COM : Raut wajah kecewa dan khawatir, terlihat jelas di wajah 19 orang  pasien hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Natuna. Pasalnya, 19 Orang pasien tersebut  terancam mengalami komplikasi akibat tidak dapat melakukan cuci darah, dikarenakan  milik RSUD milik Pemerintah Daerah Natuna itu kehabisan stok jarum untuk cuci darah. 


Agung Elisa Hermawan, salah seorang pasien cuci darah yang biasanya harus melakukan cuci darah rutin 2 kali seminggu, mengatakan berdasarkan jadwal seharusnya ia telah melakukan proses cuci darah. Namun dikarenakan habisnya stok jarum hemodialisa, menyebabkan proses ini terhambat, dan Agung mulai terlihat mengalami bengkak pada kaki, dikarenakan cairan sudah mulai menumpuk karena tidak bisa dikeluarkan.


" Kondisi ini sudah sering terjadi di RSUD Natuna dalam kurun waktu 3 bulan terakhir. Karena kehabisan stok jarum bahkan beberapa pasen sempat mengalami sesak nafas, dan harus dilarikan ke ruang ICU," kata Agung yang ditemui di RSUD Natuna, Senin (28/10/2022).


Bambang dan Sulastri, dua orang pasen hemodialisa yang sempat dilarikan ke ruang ICU akibat rerlambat melakukan cuci darah, dikarenakan tidak adanya stok jarum. Sulastri (50) warga Kecamatan Batubi, sempat pingsan di rumahnya sebelum dilarikan ke RSUD, dikarenakan mengalami sesak nafas akibat cairan yang seharusnya sudah waktunya dikeluarkan namun terhambat karena tidak adanya jarum suntik. 


"Saya sempat koma selama 4 hari dan dirawat selama satu minggu diruang ICU ," tutur Sulastri khawatir.


Hampir serupa dengan yang dialami oleh Sulastri, Bambang warga Kecamatan Bunguran Timur, juga sempat mengalami sesak dan dilarikan ke ICU . Bambang mengatakan, mengingat habisnya stok jarum hemodialisa kerap terjadi di RSUD, seharusnya pihak menejemen Rumah Sakit sudah dapat mengantisipasi hal ini. 


" Dari kemaren - kemaren sudah disampaikan kepada pihak RSUD agar hati - hati. Jangan sampai terjadi lagi, tapi begitu terus jawaban dari pihak manejemen itu, katanya stok jarum aman, padahal para perawat diruangan cuci darah juga sudah mengingatkan kalau stok jarum sudah mau habis," ujar Bambang.


Dengan telah berulang kali terjadi habisnya stok jarum hemodialisa ini, para pasien cuci darah menilai bahwa menejemen RSUD menganggap remeh keselamatan pasien. Padahal jika terlambat cuci darah nyawa pasien terancam. Suraya keluarga dari salah seorang pasien cuci darah merasa khawatir dengan kondisi ini, dikarenakan jika terlambat cuci darah , suaminya selain sesak nafas, juga tidak dapat beraktivitas.


" Kita harapkan ini bisa menjadi perhatian dari pihak RSUD, kami keluarga kawatir, tapi pihak RSUD yang harusnya lebih paham dengan medis malah menggampangkannya," ujar Suraya.


Menurut Agung, pihaknya sudah berusaha menghubungi manejemen RSUD untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang mereka hadapi. Berdasarkan informasi yang didapatnya, bahwa jatum HD tersebut masih dalam proses pengiriman dari provinsi. Sayangnya saat hendak dikonfirmasi, pihak manejemen RSUD yang berkompeten untuk  memberikan penjelasan, baik Direktur maupun Kabid Pelayanan Medik RSUD sedang tidak berada di tempat.

(Piston)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama