![]() |
Kadinkes Natuna, Hikmat Aliansyah- |
Hingga 1 Mei 2022, penyakit yang menyerang organ hati ini telah menyebar di 20 negara, termasuk Indonesia. Menurut Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Dwi Prasetyo, hepatitis misterius sejatinya merupakan hepatitis yang tidak diketahui etiologinya.
Hal ini diketahui setelah dilakukan pemeriksaan awal yang dilakukan otoritas kesehatan Inggris terhadap anak-anak yang terindikasi terkena penyakit hepatitis misterius. Penyakit hepatitis yang biasa diketahui masyarakat adalah hepatitis A, B, C, D, dan E. Namun, menurut kejadian dam pemeriksaan di Inggris tersebut, ternyata negatif kelima hepatitis yang sudah diketahui.
Sejauh ini kasus Hepatitis akut ini belum ditemukan di Kepulauan Riau terutama di Natuna. Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Natuna, Hikmat Aliansyah mengatakan, pihaknya telah menyampaikan kepada setiap Puskesmas agar segera menyampaikan laporan jika ditemukan adanya indikasi pasen dengan ciri- ciri menderita hepatitis akut.
"Sampai saat ini belum ada laporan yang masuk kepada kita tentang adanya kasus tersebut, namun kita sudah menyampaikan kepada setiap Puskesmas untuk mewaspadai dan segera melapor jika ditemukan pasien dengan ciri - ciri penyakit tersebut," jelas Hikmat, Senin (09/05/2022).
Penyakit Hepatitis adalah jenis penyakit menular yang dapat menular melalui pernafasan dan juga dugaan awal disebabkan oleh Adenovirus, SARS CoV-2, virus ABV dll. Virus tersebut utamanya menyerang saluran cerna dan saluran pernafasan.
Hikmat menambahkan bahwa Kementrian Kesehatan telah mengkonvirmasi bahwa penyebab Hepatitis akut ini bukan disebabkan oleh vaksin Covid -19. Namun Kementerian Kesehatan sampai saat ini masih melakukan investigasi melalui pemeriksaan panel virus lengkap dan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui lebih lanjut penyebab dari penyakit ini.
Sementara itu hingga saat ini diperkirakan telah belasan anak di Indonesia yang positif Hepatitis Akut.
Untuk mencegah risiko infeksi, Hikmat menyarankan agar orang tua meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan. Langkah awal yang bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
“Untuk mencegah dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat,” tambah Hikmat.
Selain itu, untuk mencegah penularan Hepatitis Akut melalui saluran pernafasan dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 seperti memakai masker, menjaga jarak dan mengurangi mobilitas. Upaya lainnya yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan Hepatitis Akut adalah pemahaman orang tua terhadap gejala awal penyakit Hepatitis Akut.
Secara umum gejala awal penyakit Hepatitis Akut adalah mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan. Selanjutnya, gejala akan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat.
Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, orang tua diminta segera memeriksakan anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.
Jangan menunggu hingga muncul gejala kuning bahkan sampai penurunan kesadaran. Karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi Hepatitis sudah sangat berat. Jika terlambat mendapatkan penanganan medis, maka momentum dokter untuk menolong pasien sangat kecil.
Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama yang solid antara orang tua, tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan agar bisa menemukan gejala Hepatitis Akut sedini mungkin agar anak segera mendapatkan pertolongan medis.
(Piston)
Posting Komentar