ASEAN KTT Khusus, Presiden RI Sampaikan 4 Pandangannya Terkait Covid-19


ASEAN KTT Khusus, Presiden RI Sampaikan 4 Pandangannya Terkait Covid-19

ASEAN
BATAM I KEJORANEWS.COM: Menyikapi pandemi virus SARS-CoV-2, ASEAN menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus secara virtual. Rabu, (15/05/2020)

KTT Khusus tersebut, diikuti Presiden RI, Sultan Brunei Darussalam, PM Kamboja, PM Laos, PM Malaysia, Kanselir Myanmar, Presiden Filipina, PM Singapura, PM Thailand, dan Sekretaris Jenderal ASEAN.

Dalam pertemuan, Presiden RI Joko Widodo menyampaikan pada KTT Khusus mendorong negara-negara ASEAN untuk bersatu, bersinergi, dan berkolaborasi melawan pandemi Covid-19. Sebab, saat ini seluruh negara di dunia, tidak terkecuali anggota ASEAN, tidak punya pilihan lain kecuali bersatu, bersinergi, dan berkolaborasi untuk menang melawan virus tersebut.

Pandemi Covid-19, menurut Presiden, telah menjadi musuh bersama yang memukul ekonomi dunia. Demikian pula ekonomi kawasan Asia Tenggara yang diprediksi hanya akan tumbuh sekitar 1 persen pada tahun ini. Oleh karenanya, Kepala Negara menyampaikan empat pandangannya terkait penanganan Covid-19.

Pertama, ASEAN harus memutus mata rantai penyebaran virus di masing-masing negara untuk kemudian kawasan Asia Tenggara terbebas dari pandemi. Termasuk salah satu upayanya adalah memutus risiko penyebaran virus di perbatasan.

Untuk itu, Presiden mengusulkan kepada ASEAN agar dapat menyusun sebuah protokol untuk merespons adanya pandemi di perbatasan melalui joint contract tracing and outbreak investigation. Dengan pengawasan ketat di perbatasan, menurutnya, maka akan memutus rantai penyebaran di kawasan.

Kedua, ASEAN harus mencegah hambatan lalu lintas barang, utamanya bahan makanan pokok, obat-obatan, dan alat kesehatan.

Terkait ini, Presiden mendorong ASEAN harus memiliki pengaturan bersama terkait lalu lintas perdagangan saat pandemi. Tentunya hal tersebut bisa menjadi rujukan untuk menghindari melemahnya ekonomi kawasan.
Ketiga yang disampaikan Presiden adalah terkait kerja sama perlindungan warga ASEAN. Menurutnya, ASEAN harus memiliki komitmen melindungi warganya, termasuk di dalamnya para pekerja migran.

ASEAN, lanjut Presiden, perlu menunjukkan komitmen tersebut agar rasa kekeluargaan di kawasan terasa di tengah krisis seperti ini sehingga rakyat merasakan langsung manfaat ASEAN.
Keempat adalah perihal kolaborasi dan kerja sama dengan mitra ASEAN, termasuk ASEAN Plus Three (APT), yaitu kerja sama ASEAN dengan Jepang, Korea, dan Tiongkok.

Presiden pun menyambut baik pembuatan ASEAN Covid-19 Response Fund untuk menghadapi situasi darurat seperti saat ini.

Terkait itu, saat sesi KTT Khusus APT yang digelar usai KTT Khusus ASEAN, Presiden menekankan bahwa penguatan kerja sama negara APT sangat penting untuk menciptakan resiliensi atau kemampuan beradaptasi dalam situasi sulit, dalam hal ini adalah pandemi Covid-19.

Menurut Presiden, Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan termasuk negara-negara pertama yang menghadapi Covid-19. Untuk itu, pengalaman penanganan Covid-19 perlu dibagi dengan negara-negara ASEAN.

Para pemimpin APT harus memberikan arahan kepada para menteri kesehatan agar terus melakukan koordinasi, termasuk penguatan kerja sama pengadaan dan produksi alat kesehatan dan obat-obatan, pengembangan kapasitas tenaga medis di bawah kerangka Field Epidemiology Training Network, dan penguatan kerja sama riset untuk membuat antivirus dan vaksin.

Sebagai langkah antisipasi pandemi ke depan, Presiden juga mengusulkan pembentukan gugus tugas khusus negara APT untuk pandemi yang bertugas memberikan rekomendasi langkah komprehensif sebagai upaya memperkuat resiliensi Kawasan APT, serta membentuk kerja sama antara industri obat dan farmasi negara APT, termasuk perusahaan-perusahaan milik negara (BUMN) yang memproduksi obat-obatan.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menyinggung soal penguatan kerja sama untuk memperkuat resiliensi ekonomi negara-negara APT. Sebab, menurut Presiden, pandemi Covid-19 dipastikan akan berpengaruh pada situasi ekonomi global.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa APT sebenarnya telah memiliki infrastruktur kerja sama ekonomi yang cukup kuat, yakni Macroeconomic Research Office (AMRO) dan Chiang Mai Initiative Multilateralization (CMIM) yang harus sudah disiagakan, serta ASEAN+3 Emergency Rice Reserve yang juga harus disiagakan untuk menjamin keamanan pangan.

Selain itu, Presiden juga mendorong agar APT sepakat untuk menguatkan kerja sama agar arus pergerakan barang harus tetap berjalan. Indonesia, menurut Presiden, juga akan memastikan pelabuhan-pelabuhan serta simpul pendukung logistiknya akan tetap berjalan.

"Saya ingin tekankan negara-negara ASEAN Plus Three harus memimpin untuk menjamin agar kawasan kita tetap menjadi engine of the global economic growth. Mari kita kembali tunjukkan bahwa APT adalah jangkar ketahanan di kawasan," tutup Presiden RI di Istana Merdeka, Jakarta (14/4).

Sebagai informasi, negara anggota ASEAN adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, FIlipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja. Terkait Covid-19, Menlu Vietnam pada KTT Khusus ini melaporkan bahwa jumlah kasus di kawasan Asia Tenggara per 13 April 2020 adalah 19.997 dengan angka kematian 884 orang.



Andi Pratama
Lebih baru Lebih lama