Menteri PMK Jadi Khotib Sholat Jum'at di Pulau Sebaru Kecil


Menteri PMK Jadi Khotib Sholat Jum'at di Pulau Sebaru Kecil

Menteri PMK dan Jamaah -
NATUNA I KEJORANEWS.COM : Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Prof Dr Muhadjir Effendi, bersama Kepala BNPB Letjen Doni Monardo, Pangkogabwilhan 1 Laksamana Madya Yudo Margono, menunaikan shalat Jum'at di lapangan terbuka di Pulau Sebaru Kecil, Jumat (28/2/2020) siang.

Shalat Jumat yang diikuti tim gabungan proses observasi WNI penumpang Kapal World Dream ini, diimami langsung oleh Menko PMK Muhajir Effendi yang juga bertindak sebagai Khotib.  Shalat dilaksanakan di tanah kosong yang berada di bagian depan pulau. Para petugas menggelar sajadah di atas terpal yang dibentangkan. Salat yang dilaksanakan adalah jamak qasar, yakni 2 rakaat salat Jumat dan 2 rakaat salat ashar.

"Sebelum kita menolong yang datang, kita harus menolong diri sendiri dengan menjaga stamina dan kesehatan. Agar bisa melayani mereka dengan baik," kata Muhadjir dalam petikan khutbahnya.

Muhadjir mengakui bahwa salat jumat kali ini dalam suasana yang berbeda. Salat jumat kali ini, kata Muhadjir, di sela aktivitas dan tugas yang mulia tentang kemanusiaan. "Tapi jangan sampai kemudian, upaya kita berbuat baik hasilnya tidak baik bagi diri kita," ujarnya.

Sebagaiaman diketahui kehadiran Menko PMK, Kepala BNPB dan Pangkogabwilhan I di Pulau Sebaru Kecil tak lain dalam rangka misi kemanusiaan menjemput WNI dari kapal World Dream untuk mengikuti observasi terkait kasus virus corona. WNI yang berhasil dipindahkan dari kapal World Dream ke KRI Soeharso itu, dijadwalkan tiba di Pulau Sebaru kecil pukul 14.00 WIB.

''Pada hamparan pasir putih, dikelilingi beningnya laut kepulauan seribu, di atas sehelai sajadah kami semua berdoa kiranya tugas kemanusiaan ini berjalan lancar. Para peserta observasi, para tenaga pendukung serta semua rakyat Indonesia terhindar dari paparan virus corona,'' tulis Egy Massasdiah dari BNPB, yang dikirim ke group WhatsApp para wartawan Kabupaten Natuna, yang sedang berada di Jakarta.  

Selain itu, ujar Egy, Sahalat juga menjadi terasa istimewa karena rindangnya pepohonan dan semilir sepoi sepoi angin laut, yang membuat suasana shalat begitu khidmat. 

Hingga berita ini dirilis, proses evakuasi dan sterilisasi sudah mulai dilakukan. Pihak-pihak yang tidak berkepentingan telah diminta untuk meninggalkan pulau.

"Yang tidak berkepentingan akan keluar dari pulau ini, sehingga kegiatan observasi dapat terlaksana dengan baik," ucap Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya Yudo Margono, usai shalat.

Pemerintah sebelumnya juga mengonfirmasikan mengenai kemungkinan observasi WNI dari Kapal Pesiar Diamond Princess. 

Muhadjir memastikan proses evakuasi WNI dari kapal pesiar yang masih di perairan Yokohama itu akan dilakukan terpisah dengan rombongan World Dream, meski dalam satu Pulau Sebaru Kecil.

"Nanti ada dua blok, ada blok dari World Dream dan ada blok dari Diamond Princess. Untuk teknis tentu saja sudah kita bahas, daya dukung dari TNI dan BNPB, dan back up kesehatan dari Sesditjen P2P," kata Muhadjir. 

( Pur)
Lebih baru Lebih lama