UN Siswa Natuna Nyaris Selalu di Urutan Buncit, Ini Kata Pihak terkait


UN Siswa Natuna Nyaris Selalu di Urutan Buncit, Ini Kata Pihak terkait

Suherman Kadisdik Natuna
NATUNA I KEJORANEWS.COM : Meski setiap tahun angka kelulusan siswa SMA dan SMP di Natuna mencapai 98 persen, namun hal itu belum dapat mendongkrak prestasi siswa untuk mampu bersaing di tingkat Provinsi Kepri. Faktanya setiap tahun hasil kelulusan siswa dan nilai Ujian Nasional (UN) lulusan Natuna selalu berada pada urutan ke 6 dari 7 Kabupaten Kota di  Provinsi Kepri. 

Menurut Ketua Komisi 1 DPRD Natuna, yang membidangi masalah pendidikan, 
Wan Sofyan. Ada berbagai hal yang dianggap menjadi penyebab belum mampunya siswa SLTA dan SLTP di Natuna untuk menyaingi nilai kelulusan ujian nasional tingkat Provinsi Kepri. Yang mana salah satu dan menjadi penyebab utama adalah minimnya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah yang ada di Natuna.

" Sarana dan Prasarana daerah ini menjadi penyebab utamanya. Sarana prasarana itu termasuk penyediaan tempat tinggal dan penunjang lainnya bagi tenaga pendidik.," terang Wan Sofian, Ketua  Komisi 1 DPRD Natuna.

Ia menjelaskan, bahwa kualitas anak- anak Natuna diakuinya tidak kalah dengan anak-anak dari luar Natuna.

" Anak-anak kita kualitasnya bagus tak kalah dari anak-anak lain di Kepri, namun kurangnya sarana prasarana dan kualitas guru yang rendahlah jadi penyebab menurunnya nilai kelulusan,” kata Wan Sofyan di Ranai, Selasa (10/4/2018).

Politisi dari Partai PDI Perjuangan ini mengaku, dirinya telah menyampaikan kurangnya sarana- prasarana ini kepada pemerintah daerah. Namun menurutnya setiap usulan disampaikan tidak pernah ada respon positif dari Pemerintah Daerah Kab. Natuna.

“Sudah pernah saya sampaikan kepada Bupati, tapi belum ada respon positif. Nantilah, masih kita juga masih menunggu respon selanjutnya,"  tambah Wan Sofyan.

Senada dengan  Wan Sofyan, Ketua Dewan Pendidikan Natuna, Haji Sadarman juga menyampaikan hal yang sama, bahwa faktor pendidiklah yang menjadi penyebab utama rendahnya kelulusan para pelajar. Namun faktor kurangnya pelatihan guru dan pembekalanlah, yang dinilainya menjadi penyeba kurangnya kualitas guru pendidik.

" Salah satu penyebab turunnya nilai kelulusan  adalah  masih rendahnya kualitas tenaga pendidik di Natuna. Dan kurangnya pelatihan dan pembekalan guru dari Pemerintah Provinsi ( Pemprov) Kepri menjadi hal utama rendahnya kualitas guru kita, " ujarnya.

Untuk itu ia berharap, Dinas Pendidikan ( Disdik) Natuna dan Disdik   Pemprov Kepri dapat memperhatikan hal tersebut.

“ Guru-guru kita masih perlu mengikuti pelatihan dan bimbingan dari Dinas Provinsi Kepri agar kualitasnya meningkat. Harusnya Disdik kita dan Pemprov dapat memperhatikan hal ini dan memberikan pembekalan kepada para guru di Natuna,” kata H. Sadarman di Ranai, Selasa (10/4/2018).

Haji Sadarman juga berharap agar Pemerintah Daerah dapat lebih memperhatikan kualitas guru dan kesejahteraan guru, termasuk dengan pemenuhan kebutuhan sarana- prasarananya.
Karena bila hal itu dapat dipenuhi maka dipastikan tenaga pendidik kualitasnya akan meningkat. Sehingga para guru lebih konsentrasi dan bertanggungjawab dalam melaksanakan kewajiban memberikan ilmu pengetahuan dan pelajaran kepada siswa didik.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Natuna, Suherman mengakui bila keterbatasan penyediaan sarana- prasarana pendidikan menjadi penyebab utama turunnya nilai prestasi akademik siswa sekolah di Natuna pada UN. Namun dijelaskannya bahwa Pemerintah Natuna melalui dinas Pendidikan selama ini telah berusaha memenuhi kekurangan tersebut  termasuk pembangunan infrastruktur untuk sarana dan prasarana guru.

“Kita telah berupaya setiap tahun untuk memenuhi semua kebutuhan guru-guru agar kualitas mereka menjadi lebih baik atau meningkat. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas guru, yang saat ini tengah kita lakukan adalah membuat kajian terkait dengan prestasi Ujian Nasional dan juga keterbatasan sarana -prasarana di bidang pendidikan. Kajian kita lakukan bekerjasama dengan lembaga pendidikan di Indonesia. Namun memang belum dapat kita penuhi semuanya. Kita pemerintah terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan bidan pendidikan ini, termasuk penyediaan sarana -prasarana yang ada di setiap sekolah." Ujar Suherman, di ranai (10/4/2018).

Suherman menilai, tanggung jawab peningkatan mutu pendidikan bukan hanya pada pemerintah saja, namun seluruh unsur, terutama orang tua. Oleh karena itu ia berharap orang tua ikut berperan aktif dalam meningkat pendidikan  anak-anaknya.

"Anak- anak adalah masa depan bangsa.Kita harus bersama – sama memperhatikannya," tambah Suherman.

Adw
Lebih baru Lebih lama