Bakamla dan Pemkab Natuna Bentuk FKKL


Bakamla dan Pemkab Natuna Bentuk FKKL

Rakor Pembentukan FKKL
NATUNA I KEJORANEWS.COM:  Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), memiliki potensi yang sangat besar, terhadap terjadinya gangguan keamanan laut. Untuk itu perlu adanya pengawasan dan penjagaan di segala sisi, baik laut, udara, darat dan dalam lingkungan masyarakatnya.

Hal tersebut diatas disampaikan oleh Bupati Natuna, H. Abdul Hamid Rizal, melalui Sekda kab Natuna, Wan Siswandi, saat menghadiri Rapat Kordinasi (Rakor)  Pembentukan Forum Komunikasi Kemananan Laut (Kamla) di Kabupaten Natuna. Bertempat di ruang rapat Kantor Bupati Natuna, Rabu (25/10/2017) siang.

Wan Siswandi menyebutkan, di Kabupaten Natuna khususnya diwilayah perairan Laut Natuna Utara, masih sering terjadi gangguan keamanan laut. Untuk itu ia meminta kepada semua pihak, agar tidak terjadi egosektorial di masing-masing Instansi. Karena dalam mengatasi keamanan laut, perlu adanya kerjasama atau sharing komunikasi antara Pemerintah, lembaga vertikal dan masyarakat.

Rakor Pembentukan FKKL
"Jangan sampai ada egosektorial. Kita harus bersama-sama menjaga keamanan laut, baik dari sisi Laut, Udara, Darat dan lingkungan masyarakat, dalam rangka menjaga keutuhan NKRI. Jangan sampai ada ungkapan, ini wilayah kerja kami dan lain sebagainya, kita harus sama-sama," tegas Wan siswandi.

Dalam kesempatan tersebut, Wan Siswandi juga memaparkan tentang gambaran arah percepatan pembangunan Kabupaten Natuna, diantaranya adalah Profil dan Batas Wilayah Natuna, Pembangunan Daerah Natuna yang masih rendah, Visi dan Misi Bupati tentang RPJMD Natuna 2016-2021, Fokus Pembangunan Kawasan Strategis, Infrastruktur Dasar, Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, Sumberdaya Migas, Potensi Perkebunan dan Pertanian.

Masih kata Wan Siswandi, Kementerian ESDM RI direncanakan akan melakukan pengeboran Migas Blok Baru di perairan Natuna, yang berbatasan langsung antara laut Indonesia dan Malaysia.

"Migas ini seperi air sungai, disedot dari Malaysia, namun minyaknya sebenarnya dari Indonesia. Dan rencananya kita juga akan buat seperti itu," beber Wan Siswandi.

Wan Siswandi juga menyebutkan bahwa layanan informasi dan komunikasi di Natuna mulai membaik, dengan adanya pembangunan Fiber Optick (OP) yang dilakukan oleh Kemenkominfo RI.

Sementara itu, Kasubdit Kerjasama Dalam Negeri, Bakorkamla RI, Kolonel M. Irawadi yang menjadi narasumber dalam kegiatan ini mengatakan, banyak ancaman dari Negara Asing yang masuk melalui jalur laut Indonesia, diantaranya Narkoba, Traficking (perdagangan manusia), Illegal Fishing, Perompakan, Penyelundupan Barang Illegal, Pelanggaran Batas Wilayah dan lain-lain.

Permasalahan lainnnya yang menyangkut keamanan laut, kata Kolonel Irawan, adalah kecelakaan kapal dilaut, bencana tsunami, badai dan lain sebagainya.

"Ancaman keamanan dilaut ini merupakan permasalahan yang sangat serius. Hal ini tak menutup kemungkinan juga terjadi di laut Natuna. Perairan Indonesia ini merupakan surganya para Perompak," ujar Irawan.

Irawan menyebutkan, masalah utama yang menyebabkan terjadinya gangguan keamanan laut di Indonesia adalah, minimnya sarana dan prasarana, rendahnya sumberdaya manusia, keterbatasan anggaran dan kurangnya kesejahteraan masyarakat.

"Untuk itu melalui terbentuknya forum komunikasi keamanan laut ini, saya berharap kita bisa sama-sama menjaga keamanan laut Indonesia," harapnya.

Sementara itu, Danlanal Ranai, Kolonel Laut (P), Tonny Hardijanto mengatakan, ada 6 faktor yang menjadi permasalah serius yang terjadi di laut Natuna, permasalahan itu diantaranya adalah, masalah kehadiran KIA (kapal internasional asing), adanya konflik di semenanjung Korea Utara (Korut), KII (kapal ikan Indonesia) yang masih menggunakan bom, potasium dan kompresor, adanya kapal yang menggunakan jaring lengkong, perompakan, banyaknya masyarakat yang menggunakan pompong untuk bepergian, sehingga tak termonitor oleh syahbandar dan masalah pengangkatan BMKT (barang muatan kapal tenggelam).

"Ini merupakan bom waktu bagi kami. Masyarakat mengetahui kompresor itu dilarang, tapi mereka tetao menggunakannya untuk nembak ikan. Dengan alasan nembak ikan lebih menjanjikan pendapatannya, ketimbang pakai alat pancing," ungkap Tonny.

Acara ini juga dihadiri oleh Kasubbid Ops Kerjasama Dalam Negeri kantor Bakamla Zona Maritim Kepri, Kolonel Laut (P) Eko Wahjono, Kasi Kerjasama Lembaga Pemerintahan, Ahmad Firdaus, Kasi Kerjasama Non Pemerintahan, Ariana Listyawati, Staff Kasi Kerjasama Pemerintahan, Ari Suprihatin, beberapa unsur pimpinan FKPD, Kadiskominfo Natuna, Raja Darmika dan pimpinan OPD lainnya.


Adw
Lebih baru Lebih lama