Muslim Rohingya Kembali Dibantai Pemerintah Myanmar, Sekitar 400 Orang telah Tewas di Rakhine


Muslim Rohingya Kembali Dibantai Pemerintah Myanmar, Sekitar 400 Orang telah Tewas di Rakhine

MYANMAR I KEJORANEWS.COM : Hampir 400 orang tewas di Myanmar sejak tentara negara tersebut meningkatkan tindakan militer terhadap Muslim Rohingya pekan lalu.

Menurut data resmi baru, sekitar 400 orang telah tewas di Rakhine sejak Jumat lalu (1/9/2017).

Di antara korban tewas adalah perempuan dan anak-anak yang tenggelam saat mencoba menyeberangi sungai untuk berlindung di negara tetangga Bangladesh.

Militer mengintensifkan serangan terhadap Muslim Rohingya pada hari Jumat lalu setelah puluhan polisi dan pos perbatasan di Rakhine diduga diserang oleh sebuah kelompok yang mengatakan bahwa mereka membela hak Rohingya.

Komunitas Muslim berada di bawah pengepungan militer di Rakhine sejak Oktober 2016. Pemerintah menggunakan serangan militan terhadap penjaga perbatasan saat itu sebagai dalih untuk menegakkan blokade tersebut. Rohingya telah mengalami kekerasan komunal oleh umat Buddha ekstremis selama bertahun-tahun.


Sumber-sumber PBB juga mengatakan pada hari Jumat bahwa sekitar 38.000 orang Rohingya berhasil menyeberang ke negara tetangga Bangladesh.

Orang-orang Muslim Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh mengatakan bahwa militer telah meluncurkan sebuah kampanye pembakaran dan pembunuhan untuk memaksa mereka keluar. Mereka dipaksa untuk melakukan perjalanan kapal yang berbahaya melintasi Sungai Naf, yang berada di atas Myanmar Bangladesh.

Pada hari Jumat, penjaga perbatasan Bangladesh menemukan mayat paling sedikit 15 Muslim Rohingya, termasuk 11 anak, mengambang di sungai.

Menurut komandan penjaga perbatasan Ariful Islam, kematian terakhir membuat jumlah orang Rohingya yang telah tenggelam Minggu ini menjadi sekitar 40 orang.

Lebih dari 400.000 pengungsi Rohingya sudah tinggal di kamp-kamp yang padat, kumuh, dan permukiman darurat di distrik selatan Cox's Bazar di Bangladesh.

Bangladesh baru-baru ini telah menghentikan ribuan orang Rohingya di perbatasan, dengan mengatakan bahwa pihaknya tidak lagi dapat menampung para pengungsi tersebut. Baru minggu lalu, kapal tersebut kembali membawa puluhan pengungsi, termasuk anak-anak.

Rohingya dianggap oleh PBB sebagai "kelompok minoritas yang paling teraniaya di dunia," Rohingya dicap Myanmar sebagai imigran gelap dari Bangladesh. Orang-orang Muslim Rohingya, bagaimanapun, mengklaim mereka sudah ada di wilayah Myanmar itu dari berabad-abad lalu.

Sumber : presstv
Editor : Boris HR

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama