Kepri Menuju Zero Stunting, Stunting jika Dibiarkan Berdampak Keterbelakangan Mental Anak


Kepri Menuju Zero Stunting, Stunting jika Dibiarkan Berdampak Keterbelakangan Mental Anak

Kepri Menuju Zero Stunting, Dibiarkan Berdampak Keterbelakangan Mental Anak
Perkembangan Anak Usia Dini Bebas Stunting-

KEPRI I KEJORANEWS.COM : Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa melalui hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dalam acara Rakernas Program Banggakencana dan Percepatan Penurunan Stunting, (25/1). Angka prevalensi stunting di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) di tahun 2022 kembali mengalami penurunan.


Prevalensi stunting di Kepri berada di angka 15,4 persen, turun 2,2 persen dibanding tahun 2021 di angka 17,6 persen. Capaian ini menempatkan Kepri di posisi keempat provinsi dengan prevalensi stunting terendah setelah Bali, DKI Jakarta, dan Lampung. Sementara itu, angka stunting nasional juga turun 2,8 persen, dari tahun 2021 sebesar 24,4 persen menjadi 21,6 persen di tahun 2022.


Capaian tersebut sangat diapresiasi oleh, Sekdaprov Kepri, Adi Prihantara menyampaikan bahwa hal itu dapat dicapai berkat kerja keras seluruh elemen stakeholder dan masyarakat.


"Dengan tren seperti ini saya kira Kepri menuju zero stunting seperti yang selalu kita dengungkan akan dapat tercapai. Yang penting kerja kita tetap dijaga dan jangan kendor. Bahkan harus kita tingkatkan," katanya, (26/1/2023).


Lanjut Adi Prihantara menegaskan Pemprov Kepri siap ikut merealisasikan target RPJMN di tahun 2024 untuk angka stunting nasional di 14 persen.


"Seluruh elemen pemerintahan di Kepri, stake holder dan masyarakat saya kira mendukung penuh realisasi target ini. Untuk itu program kerja BKKBN khususnya banggakencana selalu menjadi perhatian serius pak Gubernur," tutupnya.


Sebelumnya, pada saat membuka acara Rakernas tersebut, Kepala Negara RI, Joko Widodo mengatakan bahwa stunting masih menjadi masalah besar yang harus segera diselesaikan di Tanah Air.

Apalagi stunting dapat memengaruhi kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebuah negara, bukan hanya berdampak kepada kondisi fisik anak, melainkan juga kesehatan hingga kemampuan berpikir anak.

"Dampak stunting ini bukan hanya urusan tinggi badan, tetapi yang paling berbahaya adalah nanti rendah kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan yang ketiga munculnya penyakit-penyakit kronis yang gampang masuk ke tubuh anak," tegasnya.

Lanjutnya, target penurunan stunting sebesar 14 persen dapat dicapai pada tahun 2024 mendatang jika semua pihak bekerja sama dalam mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia.

Saat ini, angka stunting di Indonesia telah mengalami penurunan dari 37 persen pada tahun 2014 menjadi 21,6 persen di tahun 2022.

"Saya yakin dengan kekuatan kita bersama, semuanya bergerak, angka itu bukan angka yang sulit untuk dicapai asal semuanya bekerja bersama-sama," pungkas Kepala Negara Republik Indonesia.


Kepri Menuju Zero Stunting, Dibiarkan Berdampak Keterbelakangan Mental Anak
Capaian Angka Stunting Kepri

Pemprov Kepri
Editor:
Andi Pratama

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama