Premium dan Pertalite Zonk, Situasi Sulit Masyarakat Jangan Dipaksa Membeli Pertamax


Premium dan Pertalite Zonk, Situasi Sulit Masyarakat Jangan Dipaksa Membeli Pertamax

Thomas AE
BATAM I KEJORANEWS.COM :Ketua DPD LSM Gerakan Berantas Korupsi (Gebuki) provinsi Kepri, Thomas A.E menyampaikan bahwa disituasi sulit ini, masyarakat jangan dipaksa harus membeli pertamax. Pertamina harus dapat memasok BBM, betul-betul sesuai kebutuhan. Senin, (30/11/2020)
 
"Jika kebutuhan pasokan BBM mencukupi tidak mungkin terjadi antrian mengular di lapangan sampai 2 KM, dan ketika tiba waktu mengisi, habis. Sementara penegendara ini sudah mengantri berjam-jam," terangnya.
 
Untuk itu, lanjutnya tidak hanya pertamina, pemerintah harus memperhatikan serius, kenapa masih kurang. Sementara dimasa pandemi banyak terdapat masyarakat dengan keterbatasan bergerak, dirumahkan sampai diberhentikan karena perusahaannya tutup.
 
Terlihat Pengendara Mengisi BBM Jenis Pertamax di SPBU Tiban III
"Ini tentu ada sesuatu something wrong/ada yang menyalah, apa kinerja pertamina tidak beres, atau adanya pembiaran, karena tidak mungkin tidak tau. Pemerintah kota Batam dan pertamina harus menyikapi serius, dan juga kepada Paslon Pilkada agar dapat melihat kondisi situasi di lapangan," terangnya.
 
Selanjutnya, ia mengatakan bahwa pernah mendengar pertamina mengampanyekan program langit biru supaya mengurangi polusi. Dengan menggunakan pertamax polusi akan berkurang, ramah lingkungan.
 
SPBU Tiban III, Sekupang - Batam
Menurutnya, sangat baik juga. Namun, alangkah baik disosialisasikan kepada masyarakat, sehingga masyarakat tau adanya program tersebut yang mana akhirnya mengurangi penggunaan premium dan pertalite.
 
"Program langit biru, tapi tanpa antisipasi dan melihat konsekuensinya pada masyarakat, apalagi dimasa pademi ekonomi sulit. Seperti sekarang antrian panjang di setiap SPBU, dan pengendara terpaksa harus membeli BBM jenis pertamax, ini menjadikan keresahan terhadap masayarakat," tutupnya.
 
 
Andi Pratama

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama