Masyarakat Lamaknen Gelar Tradisi " An Tama " Berburu Tahunan


Masyarakat Lamaknen Gelar Tradisi " An Tama " Berburu Tahunan

Masyarakat Lamaknen saat Gelar An Tama-
ATAMBUA I KEJORANEWS.COM : Masyarakat Kecamatan Lamaknen menggelar tradisi berburu yang dalam Bahasa Bunaq dikenal dengan nama "An Tama." 

Tradisi An Tama yang dilaksanakan di Desa Fulur, Kecamatan Lamaknen, Rabu (14/10/20) ini, Melibatkan seluruh masyarakat Lamaknen.

Tradisi An Tama dilaksanakan 1 Tahun Sekali setiap bulan Oktober. Hewan yang menjadi buruan seluruh masyarakat diantaranya adalah babi hutan, ayam hutan dan lainnya, yang  terdapat di Wilayah Fulur dan Lamaknen.
Lorensius Nak Laku

Di sela-sela Pelaksana Ritual An Tama, Lorensius Nak Laku, selaku Tuan Pemali (Por Gomo) ketika di wawancarai KejoraNews.com menyampaikan bahwa, pelaksanakan Tradisi Berburu (An Tama) bertujuan untuk melestarikan Budaya Kepada Generasi Baru atau Generasi Milenial, agar mereka dapat mengetahui dan memahami ritual An Tama yang merupakan budaya nenek moyang mereka.

" Ada 52 suku yang terlibat secara langsung dalam Tradisi An Tama. 46 suku dari Desa Fulur dan 6 suku dari Desa Kewar khususnya bagian Lakus. Ritual An Tama dilaksanakan selama selama 6 Hari, sejak tanggal 11-16 Oktober 2020, Ada beberapa Tahapan yang dilakukan Dalam Pelaksanaan An Tama Diantaranya adalah :  
1) Simpan persembahan bagi arwah (Tubi Lai), Dengan tujuan agar hasil pertanian terhindar dari Hama dan Penyakit. 
2) Berburu Hewan Buruan (An Tama) selama 3 Hari, dan setiap Hewan Buruan dikumpulkan di Bawah Pohon Beringin (Ai Hun) yang merupakan Tempat pelaksanaan Ritual dan tempat bermalamnya para Por gomo. 
3) Nyayian Berburu dengan mengunakan seruling Bambu (Hu Lili). 4) Pengumpulan Beras dan ayam oleh 52 suku ( A Tate). 
5) Pembagian Hewan buruan dan Nasi kepada setiap suku yang terlibat (Solu A). semuanya merupakan satu rangkaian kegiatan yang dikenal Dengan An Tama. " Tutur Lelaki yang disapa Lorens Tersebut. 

Pada tahapan Hu Lili adalah tahapan di mana, masyarakat mengantar Hewan buruan dari bawah pohon Pamali (Ai Hun) ke Tempat pengumpulan Makanan (A Tate) dengan nyayian buruan yang mengunakan Seruling dan semua masyarakat diwajibkan mengunakan pakaian adat dan membawa tombak serta seruling yang terbuat dari kayu. Ada pun seruling bambu yang digunakan masyarakat telah disiapkan atau diberikan oleh Por Gomo.

(Yan/ Jolly)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama