RSUD Kota Banjar Siap Tangani Pasien-Pasien Rujukan


RSUD Kota Banjar Siap Tangani Pasien-Pasien Rujukan

Dede Sudiono, Plt Wakil Direktur
 Pelayanan RSUD Kota Banjar 
BANJAR I KEJORANEWS.COM : Dahulu hanya dikenal sebagai rumah sakit kota kecil di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah, RSUD Kota Banjar kini menjelma menjadi simpul penting layanan kesehatan di kawasan Priangan Timur. Di balik tampilan bangunan yang tak mencolok, rumah sakit ini tengah menyiapkan lompatan besar meninggalkan citra rumah sakit “pinggiran” dan menuju peran strategis sebagai pusat rujukan regional.


Dalam catatan internal rumah sakit, sebuah fakta menarik muncul: lebih dari separuh pasien yang datang ke RSUD Kota Banjar, tepatnya 55 persen berasal dari luar kota. Mereka datang dari Cilacap, Pangandaran, Ciamis, hingga Kuningan. Arus rujukan ini membuat RSUD Banjar tak lagi sekadar fasilitas pelayanan tingkat kota, tapi perlahan menjadi tempat bertumpunya harapan ribuan pasien dari wilayah sekitar.


“Kami menangani pasien-pasien rujukan lanjutan. Artinya, mereka datang ke sini setelah tak bisa ditangani di Faskes tingkat pertama,” ujar Dede Sudiono, Plt Wakil Direktur Pelayanan RSUD Kota Banjar, saat ditemui di Kantornya. Kamis (17/7/2025).


Fasilitas Modern di Tepi Perbatasan


Rumah sakit yang kini berstatus tipe B ini, pelan-pelan melengkapi diri. Gedung-gedung baru berdiri, ruang perawatan diperluas, alat-alat medis canggih mulai berdatangan. Di antara yang paling menonjol ialah keberadaan Catheterization Laboratory (Cathlab)—fasilitas untuk tindakan pemasangan ring jantung yang langka di rumah sakit daerah.


Tak berhenti di situ, RSUD Banjar juga memiliki layanan NICU (Neonatal Intensive Care Unit) untuk bayi baru lahir, layanan akupuntur, hingga puluhan poliklinik spesialis: dari penyakit dalam, bedah, saraf, anak, THT, hingga layanan kesehatan jiwa.


Fasilitas itu menjadi semacam alasan diam-diam mengapa pasien dari luar kota terus berdatangan. Mereka mencari rumah sakit yang tidak hanya lengkap, tapi juga responsif. Dalam banyak kasus, kata Dede, pasien bahkan memilih datang langsung tanpa menunggu dirujuk.


Misi Menjadi Rumah Sakit Pengampu


Transformasi RSUD Banjar bukan hanya bersifat internal. Dalam kerangka nasional, rumah sakit ini ditunjuk Kementerian Kesehatan untuk menjadi rumah sakit pengampu, yakni pusat layanan prioritas yang akan membina dan mendampingi rumah sakit-rumah sakit yang belum memiliki fasilitas atau tenaga medis spesialis.


Beberapa layanan prioritas yang tengah dikembangkan adalah KJSU (Kanker, Jantung, Saraf, Urologi) dan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Layanan saraf menjadi salah satu fokus utama. Saat ini, seorang dokter sedang menjalani pendidikan intervensi saraf selama enam bulan. Ia akan kembali dengan keahlian menangani kasus saraf secara invasif menggunakan alat bantu medis modern.


“Kami bersiap untuk tindakan-tindakan yang selama ini hanya bisa dilakukan di kota besar,” ujar Dede.


Unit NICU pun akan ditingkatkan dari 5 menjadi 10 tempat tidur. Layanan urologi, dengan satu dokter spesialis, juga disiapkan untuk menangani berbagai kasus saluran kemih yang selama ini seringkali harus dirujuk ke luar daerah.


Meninggalkan Klasifikasi Lama, Masuk Sistem Baru


Perubahan juga terjadi pada cara rumah sakit diklasifikasikan. Sistem lama kelas A hingga D akan diganti menjadi empat strata: dasar, madya, utama, dan paripurna, yang mengacu pada jenis dan kapasitas layanan. RSUD Banjar ditargetkan masuk dalam level madya, posisi penting agar rumah sakit lain bisa merujuk pasien ke sini.


Dampak dari transformasi ini bukan hanya menyangkut pelayanan. Secara ekonomi, status RSUD sebagai rumah sakit rujukan regional berpotensi meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Banjar. Pemerintah daerah pun menyambut peran baru ini sebagai peluang pembangunan berbasis kesehatan.


 “Kalau dulu masyarakat Banjar dan sekitarnya harus ke Bandung atau Purwokerto, sekarang tidak lagi, Kami ingin semua layanan penting tersedia di sini," Kata Dede***



ASEP

Post a Comment

أحدث أقدم