Fenomena Gelper Golden Game, Mulai Mesin, Pekerja hingga Pemain yang Meninggal


Fenomena Gelper Golden Game, Mulai Mesin, Pekerja hingga Pemain yang Meninggal

Gelper Golden Game dari Dalam Lokasi
BATAM I KEJORANEWS.COM : Gelanggang Permainan Elektronik (Gelper) Ketangkasan Golden Game/ sky villa lama adalah salah satu favorit pemain game di Kota Batam selain puluhan tempat lainnya. Selain mudah dijangkau oleh masyarakat  karena berada di tengah-tengah  Kecamatan Lubuk Baja Nagoya, Gelper ini juga sangat luas, seperti separuh lapangan sepakbola. 

Tidak hanya itu tempat ini juga memiliki berbagai jenis permainan yang disukai pengunjung tingkat dewasa. Diantaranya permainan pacu kuda, piala (bola gelinding), tembak ikan, tembak burung, tembak kupu-kupu, susun Dino dan meja susun buah serta permainan lainnya.

Jika ditafsirkan dalam sehari tempat ini bisa meraup uang ratusan juta dari para pemain penikmat game elektronik .

Namun dibalik itu semua, ada sejumlah hal yang perlu untuk diketahui oleh masyarakat dan pihak berwenang pemberi izin [ Pemerintah Kota (Pemko) Batam] tentang fenomena di tempat ini.

Dari penelusuran media ini di lokasi, meja-meja permainan yang disediakan tidak ada logo register dari Dinas Penanaman Modal Pemko Batam sebagai tanda pembayar pajak atau retribusi daerah sehingga ada dugaan lostnya pendapatan daerah dari sejumlah mesin-mesin tersebut.

Sebagai tempat bisnis hiburan tempat ini kini telah menyediakan ruangan untuk perokok namun tempat ini tidak pernah dipakai oleh perokok karena di ruangan permainan, para pemain masih bebas merokok. Dugaannya tmpat ruangan rokok hanya formalitas setelah tempat ini pernah inspeksi oleh tim Pemko Batam.

Tidak hanya itu, keberadaan para pekerja yakni wasit (penyedia koin) dan pengawas (pencatat mesin kemenangan pemain) diduga masih belum memenuhi ketentuan Undang-undang Ketenagakerjaan karena para pekerja ini masih sistem harian tanpa adanya kontrak kerja yang jelas tanpa dilengkapi BPJS Kesehatan dan sistem waktu kerja yang jelas.

Dari sisi pemain saat mengungkapkan ke media ini, pihak pengelola tempat dinilai terlalu banyak mengambil untung karena dari 135 meja permainan buah hanya terhitung puluhan saja yang dihosekan atau tidak dikunci/ diremot.

" Enak tempat lain mainnya, di sini saya sering kalah. Bisa kita lihatlah bang di meja ada ditulis meja-meja mana yang hose. Sudah jam 11 malam gini baru 15 meja yang menang. Saya main dari jam yang 5 sore. Meja lainnya masih dikunci, saya saja sudah habis Rp 3 juta lebih, ada 7 meja yang saya mainkan cuma satu meja aja yg hose itupun Any Bar cuma Rp 400 ribu yang balik, " ujar wanita yang tidak ingin disebutkan namanya ini.

Terkait banyaknya meja yang tidak hose itu, Remi manajer karyawan di lokasi mengaku tidak benar jika banyak tidak hose.

" Mana ada dikunci, tengoklah di meja itu, bahkan sudah ada yang baru biru dan seven. Sudah banyak kok, " ujar Remi sambil berjalan saat dikonfirmasi.

Fenomena lain dari Golden Game ini adalah adanya sejumlah wasit yang sering kesurupan bahkan ada pemain yang meninggal saat main di lokasi.

" Kalau yang meninggal sudah 3 orang dalam 2018 kemarin di tempat ini, ada inisial JF, BD dan SR. BD seorang wanita meninggal  kalau gak salah kena angin duduk saat main monyet-monyet. Kalau SR setelah mendapat bar biru kalau tak salah, gak tahu kenapa? Mungkin terkejut dapat hadiah Rp 4 juta dari bar biru, " ujar Ucok seorang pemain yang hobi main poker.

Tempat yang dimiliki pengusaha Bambang (Tua Tao) ini, dikelola oleh 3 orang lapangan yakni, Remi Manajer Karyawan, Hengki Pengawas Lokasi dan Alek Kepala Teknisi Mesin (penentu kemenangan pemain).

Rdk

Bag. 2

Bersambung 
Lebih baru Lebih lama