Siap Hadapi AS dan Sekutunya di Suriah, AL Rusia Latihan Militer di Laut Mediterania


Siap Hadapi AS dan Sekutunya di Suriah, AL Rusia Latihan Militer di Laut Mediterania

Kapal Perang Rusia di Dekat Pantai Suriah
/ File: presstv.com
RUSIA I KEJORANEWS.COM : Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukan laut negara itu akan mengadakan delapan hari latihan militer di Laut Mediterania mulai dari 1 September, di tengah meningkatnya ketegangan dengan Washington.

Pelatihan angkatan laut "berskala besar" akan melibatkan 25 kapal perang dan kapal selam Armada Laut Utara, Baltik, dan Laut Hitam serta Caspian Flotilla, dan 30 pesawat jenis militer jarak jauh, pesawat angkut militer dan angkatan laut, kata kementerian itu, Kamis (30/8/2018).

Pesawat itu termasuk pesawat pengangkut rudal Tu-160 yang strategis, pesawat tempur anti-kapal selam Tu-142MK dan Il-38, jet tempur Su-33 dan pesawat penerbangan angkatan laut Su-30SM, kantor berita TASS mengutip kementerian itu mengatakan .

Latihan perang, yang akan diadakan pada 1-8 September, akan ditujukan untuk melatih Angkatan Bersenjata Rusia, kata Kementerian Pertahanan Rusia.

Latihan Rusia ini ketika tentara Suriah bersiap untuk meluncurkan serangan skala penuh terhadap teroris di provinsi barat laut Idlib.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov telah memperingatkan bahwa kelompok teroris Tahrir al-Sham Takfiri "hampir melakukan provokasi yang sangat serius di Idlib menggunakan senjata kimia."

Media Rusia melaporkan Moskow meningkatkan kehadiran militernya di Laut Tengah dekat Suriah.

Sementara Amerika Serikat juga memperingatkan akan menanggapi serangan senjata kimia di Suriah dan bahwa serangan itu akan lebih kuat daripada serangan yang dilakukan oleh pasukannya Inggris dan Prancis pada April lalu.

Pada tanggal 14 April, Amerika Serikat, Inggris dan Perancis melakukan serangkaian serangan udara terhadap Suriah atas serangan senjata kimia yang diduga terhadap kota Douma. Serangan itu terjadi satu minggu setelah dugaan serangan gas di kota pinggiran kota Damaskus, Douma.

Pada 2014 lalu Suriah telah menyerahkan persediaan senjata kimianya untuk misi bersama yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Organisasi Larangan Senjata Kimia (OPCW), yang mengawasi kehancuran persenjataan tersebut.

Pemerintah Suriah telah secara konsisten membantah menggunakan senjata kimia selama konflik dengan  militan yang didukung asing, yang mulai mencengkeram negara itu pada tahun 2011.

Sumber: presstv.com
Lebih baru Lebih lama