Pemerintah Dinilai Kurang Koordinasi dalam Penyelesaian Banjir di Tanjung Piayu


Pemerintah Dinilai Kurang Koordinasi dalam Penyelesaian Banjir di Tanjung Piayu

BATAM I KEJORANEWS.COM : Masalah banjir sekarang memang sedang menjadi trending topik di Kecamatan Sungai Beduk. Adanya banjir lumpur sebelum ramadhan yang merendam sebagian perumahan di daerah Mangsang disinyalir hasil kerjaan cut and fill perusahaan yang tidak jelas izinnya ada atau tidak.

Mekanisme pengerjaan kanal sebagai solusi banjir di daerah piayu menurut Fauzan, anggota DPRD Kota Batam hanyalah kerja sia- sia dan menunjukkan kurangnya koordinasi antara Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dan Pemerintah Kota Batam.

Fauzan menilai tergusurnya setidaknya 40 rumah di Kampung Sukadamai yang di nilai masyarakat tanpa ada sosialisasi dan pembicaraan sama sekali – menambah nilai “merah” pengerjaan pembuatan kanal, yang katanya di gadang demi tujuan menghilangkan banjir dari kota Batam.

Walikota Batam, Rudi saat kegiatan safari ramadhannya di mesjid Nur Hasanah, pada tanggal 05/06/2017 menegaskan bahwa persoalan banjir sudah mendesak untuk di selesaikan. Beliau juga meminta agar warga mau bekerjasama untuk mensukseskan pembuatan kanal di Tanjung Piayu. 

“ Demi kepentingan kita bersama, beberapa masyarakat yang rumahnya terkena proyek saya mohon untuk bersedia memindahkan atau menggeser bagian rumahnya yang terkena.” ujar  Rudi mengatakan dalam sambutan safari Ramadhan di mesjid Nur Hasanah Pintu 3 Bida Ayu kecamatan Mangsang.

Pemerintah Kota Batam  memulai pekerjaan lebih awal dengan menurunkan alat berat di bagian hulu kanal yang akan di bangun di daerah RT 01 RW 06 Kelurahan Tanjung Piayu. Sementara Pemerintah Provinsi yang berencana akan melaksanakan kegiatan di bagian hilir, masih belum melakukan apa apa. Hal itu menurut Fauzan selaku Anggota DPRD Kota Batam menunjukkan kerja yang asal asalan dan tidak ada koordinasi antara kedua pemerintah.

“ Membangun drainase itu dari hilir dulu baru ke hulu. Nah sekarang di lapangan sudah diturunkan alat berat dari pemerintah kota tapi provinsi yang mengambil bagian hilir belum mulai kerja. Inikan mubazir anggaran kota, “ ujar Fauzan.

Menurut Fauzan menyelesaikan masalah banjir harus matang koordinasi antara Pemda Provinsi Kepri dengan Pemda Kota Batam.

“Marilah kita bersama sama menyelesaikan masalah banjir ini dengan sungguh sungguh.  Jangan asal terkesan action saja dan malah menunjukkan antara pemerintah kota dan provinsi kurang koordinasi. Metode pelaksanaan terkesan asal- asalan. Saya menyerukan agar PU PERA KOTA dan PU PERA PROVINSI segera bertemu untuk membagi skop pekerjaan dan yang tak kalah penting DED nya harus ada terlebih dahulu.”  Fauzan menambahkan.

Jika diperhatikan, wilayah kecamatan Sungai Beduk memang sangat rentan terhadap banjir. Topografi daerah ini bersinggungan langsung dengan permukaan air Dam Duri Angkang dengan beda ketinggian hanya beberapa meter saja.  Bukit- bukit di gasak habis dan di jadikan perumahan. Kavling Bida Ayu sendiri dengan jumlah ribuan warga sepertinya kompak untuk menutup hampir setiap parit besar untuk drainase dengan bangunan untuk kepentingan usaha.

( Arif )

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama