Angka Anak Putus Sekolah di Bunguran Timur Masih Tinggi


Angka Anak Putus Sekolah di Bunguran Timur Masih Tinggi

NATUNA I KEJORANEWS.COM : Meski Pemerintah Kabupaten Natuna telah membebaskan biaya sekolah dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Lanjutan atas dan sederajat, namun masih ada anak di daerah ini yang tidak bersekolah, terutama lulusan Sekolah Dasar. Senin (3/4/17).

Rata - rata penyebab anak usia wajib belajar tidak bersekolah, selain biaya pendidikan, terutama biaya untuk membeli perlengkapan sekolah, ada juga beberapa diantaranya yang memang sudah tidak mau bersekolah lagi dengan alasan bosan dan tidak sedikit yang putus selolah karena "terpaksa" menikah muda serta terjerumus ke dalam pergaulan bebas.


Camat Bunguran Timur Asmara Juana Suhardi, menyatakan keprihatinannya atas hal ini. Pihaknya sendiri selaku Pemerintah Kecamatan yang berada di Ibu Kota Natuna, Ranai, mengaku telah beberapa kali berusaha menemui orang tua serta memberikan penyadaran kepada anak akan pentingnya menempuh pendidikan formal.

Namun demikian tidak sedikit orang tua dan anak yang menolak dengan berbagai alasan yang tidak masuk akal. Bahkan ada orang tua yang dengan jelas menolak dengan alasan tidak sanggup mencukupi kebutuhan perlengkapan sekolah anak.

"Kami sudah sampaikan kepada orang tua, biar secara pribadi kami tanggung semuanya, kami biayai sampai lulus SMA dengan catatan bersedia tinggal di rumah kami agar terawasi, tapi orang tuanya tidak mau. Anakpun karena sudah lama tidak sekolah jadi sudah tidak ada keinginan untuk bersekolah lagi, malah anaknya menjawab, untuk apa sekolah,Pak. Mau jadi Bupati, mau jadi Presiden, sudah ada orangnya semua," kata Asmara.

Meski tidak diketahui secara pasti jumlah anak yang putus sekolah, di Kecamatan Bunguran Timur, Asmara mengatakan jumlahnya diperkirakan diatas 10 orang. Minggu lalu, pihaknya telah mendatangi beberapa keluarga anak yang putus sekolah.

"Orang tua kunci utama anak mau bersekolah atau tidak. Sebab pemerintah telah membebaskan biaya pendidikan, kalau org tua tidak mendukung, akan sulit memaksakan anak  mau sekolah kembali," tambah Asmara.

Pemerintah Kabupaten Natuna tahun 2017 ini telah menganggarkan dana pendidikan sebesar Rp.1,7 miliar bagi anak putus sekolah guna melanjutkan pendidikan. Bantuan tersebut dialokasikan untuk keluarga tidak mampu, guna membeli perlengkapan sekolah, seperti seragam, dan buku pelajaran.

"Sekarang tinggal kemauan anak dan support orang tua saja lagi, kita harap bantuan tersebut dapat menyukseskan program wajib belajar 9 tahun di Natuna," tutup Asmara Juana Suhardi.

Adw

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama